Lokasi EFB sendiri di tempatkan disamping kiri (capt) dan kanan (first officer).Kedua computer ini bekerja independent namun demikian apabila seorang captain ingin mengetahui atau membaca apa yang sedang di baca copilot nya bisa melihat dengan menekan tombol transfer.
- Airport Map: sangat berguna untuk taxy di airport yang besar dan complicated taxy way nya, terlebih dalam keadaan Low visibility.
- Performance: membantu seorang penerbang dalam perhitungan weight and balance ( a/c configuration, flap setting, thrust setting) sehingga bisa menghemat engine life/fuel consumption bahkan untuk landing apabila ada penalty sewaktu ada kerusakan seperti engine fail, hydraulic problem dsb.
- Terminal Chart, penerbang tidak usah lagi membuka chart dalam bentuk kertas sehingga akan mempersingkat waktu briefing (setelah penerbang set up cockpit).
- Video : untuk security sehingga seorang pilot akan mengetahui siapa yang akan masuk ke cockpit atau ada di depan pintu cockpit.
- Dokumen: Semua dokumen yg di perlukan dapat tersedia dalam EFB seperti FCOM/AOM, MEL, pengumuman untuk kru/ Air crew Notice, dll.
Mungkin ada yg bertanya jika penerbang pada waktu taxy ingin melihat MEL, apa akan lebih lama dari cara conventional? Tentunya ini adalah masalah kebiasaan saja. Apabila sudah terbiasa tentu akan lebih cepat karena penerbang bisa mencari / search title apa yg akan dicari. EFB sendiri memakai sistem operasi LINUX dan Windows sehingga mudah dipakai dan antarmuka yang dipakai adalah touchscreen, jadi tidak membutuhkan tombol yang banyak.
Sedikit penjelasan tentang option-option yang ada tersebut:
-
Airport Map. Dengan tampilan yang sama dengan GPS yg kita pasang di mobil, apabila semua ada di data base akan menunjukan posisi pesawat saat itu dengan bantuan satelit. Dengan kemampuan Zoom, penerbang dapat melihat pesawatnya sendiri selagi taxy ( HDG-UP mode ). Gambar yang tampil dapat membantu penerbang meningkatkan kewaspadaan akan posisi pesawat apakah sudah sesuai intruksi ATC, namun demikian Factory tidak menganjurkan untuk dipakai sebagai main navigation, sehingga cross check secara visual tetap diperlukan.
-
Performance : setelah penerbang mendapat laporan cuaca dan keadaan pesawat, jika ada penalty ( berdasarkan MEL /CDL) penerbang tinggal memasukan data:
-
Runway yang dipakai, termasuk jika ingin take off dari intersection (tidak full length yang tersedia dari runway ).
-
Kondisi runway juga dimasukkan seperti dry, wet, slush, angin, suhu, tekanan udara ( dengan memasukkan nilai QNH).
-
Tenaga yang diinginkan: full thrust rating, flexible atau derated.
-
Konfigurasi yang diinginkan penerbang: Flaps, pakai anti ice/tidak, bleeds/packs on/off
- Kemudian penalty yg mempengaruhi performance, apabila semua data2 sudah di masukan maka dlm hitungan detik sudah akan muncul hasilnya.
-
-
Terminal chart : di sini banyak sekali option nya dari mulai penerbang briefing sebelum take off, enroute alternate, destination sampai destination alternate, semua ada.
Sebagai contoh penerbang sedang terbang dan melihat di tampilan FMS ada airport dengan 4 letter code yang tidak diketahui oleh penerbang. Dengan memasukan 4 letter ICAO code maka penerbang bisa tahu nama airport dengan segala fasilitas nya. Contohnya Bandar Soekarno Hatta adalah WIII, 4 letter code ini biasanya tampil di layar navigasi penerbang di pesawat dengan Electronic Flight Instrument System, EFIS).
Begitu pula dengan halnya take off/landing briefing. Apabila penerbang sudah memilih chart mana saja yg di perlukan dengan mudah dan cepat penerbang bisa tampilkan sehingga briefing lebih singkat waktu dengan tidak mengurangi kualitas briefing itu sendiri.