Hari ini saya mendapat cuplikan sebuah surat instruksi dari Dirjen Perhubungan Udara dengan beberapa perintah. Saya berdoa semua surat tersebut bukanlah kenyataan.
Saya tanyakan ke teman-teman di dunia penerbangan internasional apakah ada hal sama di negara mereka? Dunia tertawa melihatnya. Kami para profesional penerbangan Indonesia hanya bisa tersenyum kecut dengan kebijakan tidak produktif seperti ini.
Hal pertama:
Airside, adalah sisi di bandar udara di mana pesawat berada, atau sisi setelah melewati pemeriksaan keamanan, imigrasi dan bea cukai.
Di sisi ini banyak kegiatan yang berada jauh di luar pesawat seperti di hangar, di jalur membawa bagasi bahkan di ruang tunggu penumpang.
Keanehan pertama:
Menurut surat instruksi tersebut semua personel penerbangan yang melewati airside tidak diperbolehkan membawa telepon genggam pada saat bertugas.
Kalau alasannya karena bapak Dirjen yakin bahwa telepon genggam mempengaruhi keselamatan penerbangan mungkin saya akan mengalah untuk tidak berdebat.
Alasan pengeluaran instruksi ini ternyata salah satunya adalah kejadian pembobolan bagasi yang marak terjadi. Saya tidak tahu apa hubungannya pencurian isi bagasi dengan telepon genggam yang diperlukan oleh personel penerbangan.
Lalu bagaimana dengan petugas kargo yang harus menelepon ke pihak bea cukai?
Bagaimana dengan staff maskapai yang harus menelepon dokter bandar udara kalau ada masalah medis?
Bagaimana petugas maskapai menelepon kantor pusatnya di lain kota kalau ada masalah besar?
Bagaimana petugas maskapai menelepon tower/ATC kalau ada masalah dengan penerbangan?
Jangan khawatir solusinya ada di instruksi nomor 5: pemerintah akan menyediakan telepon umum di airside.
Mulai sekarang setiap staff bandar udara, siapapun itu baik ATC, penerbang, teknisi, staf pelayanan penumpang, akan siap-siap dengan koin yang banyak atau kartu telepon.
Saya pribadi sarankan bapak Dirjen Perhubungan Udara untuk membuka wartel (warung telekomunikasi) sejenis warnet yang pernah populer di tahun 90an di airside setiap bandar udara karena membawa koin tidak efisien. Mungkin bisa meningkatkan penghasilan pengelola bandar udara.
Saya mohon saudara-saudara sesama warga negara Indonesia yang bepergian dengan pesawat udara untuk bersabar karena akan ada banyak delay.
Entah karena bandar udara sedang digali untuk kabel telepon umum.
Karena posisi telepon umum yang jauh dari pesawat.
Karena mengantri di telepon umum.
Karena staf bandar udara tidak bawa koin atau, karena telepon umumnya rusak.
Sekali lagi saya berharap instruksi ini hanya hoax. Hal lain dari kebijakan tidak produktif dan keanehannya akan saya tulis di artikel berikutnya.