Sebelum menyampaikan inti pembicaraan yang tertulis pada judul, saya ingin mendompleng cerita tentang salah satu pengalaman suka duka saat melaksanakan pendidikan di Akademi Angkatan Udara.  Akademi Angkatan Udara (AAU) yang berbasis di Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Adisutjipto, merupakan “pendidikan pertama” perwira TNI AU.  Istilah “pendidikan pertama” berbeda dengan “pendidikan pengembangan” yang peserta didiknya sudah tentara aktif.   Misalnya  Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau) yang ada di Lembang Bandung, siswanya berasal dari tentara efektif berpangkat mayor sampai dengan letnan kolonel.   Di sini saya hanya ingin mengatakan bahwa peserta didik AAU berasal dari komunitas sipil, yang hampir semuanya belum tahu sama sekali tentang seluk beluk angkatan udara.  Berangkat dari latar belakang tersebut, maka pembinaan peserta didik AAU yang kemudian disebut Karbol, menggunakan cara-cara yang unik.  Cara unik tersebut kadang terkesan keras, tegas, dan kurang humanis.  Namun tidak jarang cara-cara pembinaan dikemas dalam suasana  kekeluargaan yang akrab, penuh  kelembutan,  dan  humoris.   Metode pembinaan ini ditempuh mengingat tuntutan sasaran hasil pendidikan AAU yang sangat tinggi, dan masa pendidikan yang relatif singkat.  Sasaran hasil pendidikan yang dimaksud,  menyangkut kompetensi di bidang  keahlian  yang dibutuhkan angkatan udara serta pembinaan kemampuan kepemimpinan yang baik.  Dengan demikian pengetahuan tentang angkatan udara atau penerbangan yang sangat mendasar, cukup disosialisasikan dalam kehidupan sehari-hari.  Sosialisasi tersebut dioptimalkan secara menyatu dalam bentuk interaksi antara Karbol yunior dan senior, ataupun antara Karbol dengan Pembina. Interaksi berlangsung  tanpa memandang tempat dan waktu.  Bisa pada saat makan, apel,  ataupun “acara khusus” yang dipersiapkan untuk tujuan tersebut.
Nah saya tidak akan membawa masuk lebih dalam melihat dapurnya AAU, karena meski sudah pensiun tetapi harus tetap berkomitmen untuk menjaga rahasia tentara sekeras-kerasnya.  Wah, sok bergaya sebagai seorang yang Sapta Margais dan memegang teguh Sumpah Prajurit saja …..!  Tetapi memang seharusnya begitu! Orang yang sudah pensiun meski secara fisik sudah terpisah jauh dari kehidupan almamater, namun secara bathin harus tetap menyatu, memiliki, dan menjaga.  Dengan demikian dituntut kecerdasan, bagian mana yang boleh dan tidak boleh dibuka di ruang publik.  Yang akan diceritakan pada kesempatan ini adalah bagaimana kita mengenal terminologi penerbangan.   Sebenarnya tidak sulit untuk memahami istilah-istilah yang ada di dalam dunia penerbangan khususnya pesawat terbang.  Namun para Karbol yunior yang masih bau kencur, dengan aroma asal “desa klutuk” sampai “kota metropolit”, dari “anak proletar” sampai “borjuis”, dari anak “petani miskin” sampai “pembesar”, pada dasarnya mempunyai modal kurang lebih sama yaitu masih  “oon” alias nggak tahu apa-apa terhadap istilah dunia penerbangan. Ke “oonan” tersebut semakin bertambah karena beberapa  alasan.  Pertama,  istilah dunia penerbangan banyak menggunakan bahasa teknik yang notabene Inggris, yang biasanya menyulitkan bagi Karbol yang hidup dari lingkungan yang tidak bisa berbahasa Inggris.  Tentu ini tidak berlaku bagi Karbol yang mungkin pernah ikut bapaknya bekerja di luar negeri.  Disamping itu dalam kehidupan Karbon ada suatu kebanggaan yang ingin ditumbuhkan, yaitu penggunaan istilah asli (yang tentunya berbahasa Inggris).  Alasan kedua, Karbol dalam kondisi sarat beban baik fisik maupun psikologis, sehingga dirasakan sangat menghambat upaya belajar.   Alasan yang kedua ini menjadikan “tidur” sebagai kegiatan yang paling diminati.  Mengingat waktu tidur yang dijadwalkan dalam kehidupan Karbol cukup terbatas untuk ukuran orang seusianya, maka tidak jarang Karbol menggunakan kesempatan untuk bisa tidur.  Kalau perlu pada saat melaksanakan apel dalam posisi berdiri, atau kuliah pada posisi duduk, selalu berupaya “curi-curi” untuk bisa tidur.  Memang aneh, orang berdiri atau duduk tegak kok bisa tidur?  Kalau dilihat dari kegiatan-kegiatan tersebut tidak mungkin dilakukan sambil tidur, dengan catatan kalau kita mendifinisikan tidur adalah hilangnya seluruh kesadaraan dan mata dalam keadaan tertutup.  Tetapi kalau kehilangan kesadaran tersebut hanya sebagian dan mata tidak sepenuhnya tertutup (atau setengah terbuka), maka dikatakan bahwa Karbol bisa tidur dalam kondisi apapun termasuk saat berdiri.  Dengan dasar itulah maka pembinaan dilakukan dengan memilih metode pembelajaran  yang efektif antara lain dengan “santi aji”.

Dalam “santi aji” para Karbol yunior dikumpulkan dalam suatu kelas, dan Karbol senior menjelaskan tentang bagaimana mengenal dunia penerbangan dengan cara memproyeksikannya  dengan badan manusia terutama wanita.

Kenapa harus wanita? Nah disinilah uniknya.  Paling tidak ada 2 alasan  kenapa harus menggunakan simulasi badan wanita dalam menjelaskan ilmu penerbangan khususnya pesawat terbang.  Pertama, karena memang Karbol sangat senang dengan wanita (cewek).  Alasan ini gampang dimaklumi karena selama melaksanakan pendidikan para Karbol berada di dalam asrama dan semua komunitasnya laki-laki.  Dalam setiap minggu hanya sekali berkesempatan untuk keluar kampus, sehingga dalam menjalani rutinitas pergaulan terasa ada suatu yang kurang yaitu teman wanita.  Oleh karena itu tidak jarang dalam setiap pembicaraan atau obrolan, bahasan tentang wanita selalu menjadi topik yang menarik perhatian.    Alasan kedua, karena ilmu penerbangan khususnya  komponen-komponen pesawat baik yang besar sampai yang kecil, banyak yang secara pas diproyeksikan sebagai anggota tubuh wanita.  Alasan ketiga, dalam rangka menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan maka dipilihlah wanita sebagai media untuk mengenal terminologi penerbangan khususnya pesawat terbang.  Bukankan metode pembelajaran yang menyenangkan akan membuat peserta didik dapat menikmati situasi belajar, yang pada akhirnya akan memperoleh pemahaman yang optimal?

Pada dasarnya bagian-bagian besar pesawat terbang adalah fuselage, wing, empenage, dan landing gear.  Nah, agak sulit bukan kalau kita menghafal hanya dengan mengingatnya dari kata perkata? Fuselage adalah badan pesawat sebagai tempat menempelnya bagian-bagian pesawat yang lain, misalnya wing, empennage, serta kadang-kadang engine dan landing gear.  Samakan dengan bagian tubuh manusia, maka fuselage identik dengan badan manusia yang juga sebagai tempat menempelnya organ-organ tubuh yang lain seperti kaki, tangan, dan kepala.        


Bagian-bagian besar pesawat terbang

Kemudian identikan dengan bagian tubuh yang lain, yaitu wing identik dengan tangan, empenage dengan pantat, landing gear dengan kaki, serta bagian-bagian pesawat yang lain yang mungkin punya persamaan.  Semua istilah itu harus dihafal dengan bahasa aslinya.  Nah untuk bisa menghafal dengan mudah dan menyenangkan, gunakan terminologi bagian tubuh wanita. Dalam santiaji dikatakan bahwa Karbol harus senantiasa menjaga “image” sebagai calon pimpinan angkatan udara di masa depan.  Karena itu segala tindak tanduk dan ucapan harus selalu terkendali dalam norma yang santun.  Di sisi lain khususnya saat Karbol berkesempatan rekreasi di luar kampus, maka obyek yang sulit untuk tidak dikomentari Karbol  adalah cewek.  Komentar Karbol tentang cewek yang notabene gadis remaja, sangat sering bersinggungan dengan wilayah yang “nakal”.   Ini sangat berlawanan dengan tuntutan agar Karbol senantiasa  berperilaku santun.  Oleh karena para Karbol diharuskan menggunakan kata “sandi” atau sejenis “password” untuk “nyondro” atau menilai wanita.  Bahkan dianjurkan agar Karbol  mencari  “profil cewek” sebagai bahan untuk “nyondro” atau memberi ulasan dalam bahasa penerbangan. Misalnya pada suatu kesempatan beberapa Karbol berada di ruang loby gedung bioskop, dan biasanya juga tempat berkumpulnya gadis-gadis remaja yang akan menonton film.  Katakanlah ada cewek yang duduk disamping kanannya dengan bentuk tubuh semampai dan kaki yang mulus (mungkin bisa kelihatan karena menggunakan rok mini).  Kalau dengan bahasa yang vulgar, barangkali Karbol tersebut akan memberi tahu temannya dengan mengatakan : “Eh lihat cewek di samping kananku tubuhnya semampai dan kakinya halus mulus”.   “Nyondro” dengan apa adanya seperti ini, tentu akan mengundang reaksi “suka” ataupun “tidak suka” dari si obyek.  Bisa–bisa si Karbol didamprat atau digampar oleh si gadis, karena dia tidak suka di “condro” seperti itu.  Disamping itu orang sekeliling akan tahu karena memang bahasa yang digunakan adalah  pasaran yang gampang dikenali.  Seharusnya Karbol harus “nyondro” gadis yang duduk di sebelah kanannya, tanpa diketahui oleh si gadis dan orang di sekelilingnya.  Untuk itu sekali lagi harus mengunakan kata sandi yang diambil dari terminologi penerbangan.  Misalnya Karbol “nyondro” dengan mengatakan : “Eh, aircraft jam 03.00, fuselage nya streamlines, dan check landing gear smooth”.  Karbol lain yang mendengar pemberitahuan itu paling melirik sedikit untuk meyakinkan, sambil berkata : “Roger, fuselage dan wing blending as F-16, landing gear smooth tetapi sedikit static wire”.  


Struktur fuselage wing yang “blending”


Tentu dialog tersebut hanya diketahui oleh yang tahu kata sandinya, yaitu para Karbol sendiri.  Sebutan gadis (cewek) adalah aircraft, jam 03.00 berarti posisi gadis berada di sebelah kanan dari Karbol yang berbicara.  Fuselage identik dengan badan, dan streamlines bermakna ramping semampai.  Jadi fuselage streamlines, berarti bentuk badan yang ramping semampai sampai-sampai partikel-partikel udara yang mengalirpun akan asyik mengikuti  kontur tubuhnya dan tidak mau berpisah (tidak ingin mengalami separasi) dari tubuhnya.  Landing gear identik dengan kaki yang dikatakan smooth, yang berarti mulus.   Kemudian Karbol kedua mengatakan “roger” berarti membenarkan, sambil berkomentar fuselage dan wing blending as F-16 atau sambungan sayap dan fuselage demikian menyatu secara integral sehingga drag yang terjadi sangat minim, yang mengandaikan bahwa bentuk badan si gadis begitu full streamlines seperti bentuk fuselage F-16/Fighting Falcon.  Cuma Karbol kedua sedikit klaim dengan adanya bulu halus di kakinya, dengan menggunakan istilah “static wire” yaitu bagian pesawat yang terbuat dari rambut-rambut baja yang digunakan untuk menetralisir muatan listrik statik dari pesawat terbang.


Static wire pada trailing edge sayap


Barangkali masih ada lagi klaim yang agak “nakal” dengan mengatakan : “Cuma sayang, ukuran drop tank 500 gallon, sehingga terlalu besar, sehingga perhatikan kalau jalan agak nose heavy”.   Tentu “drop tank” yang dimaksud tidak perlu d ijelaskan lebih lanjut karena bersinggungan dengan istilah “pamali’ dalam bahasa Sunda.  Istilah “drop tank” ternyata sangat gampang dimengerti maksudnya, karena setiap saya menceriterakan ini di depan mahasiswa (di luar komunitas Karbol), mereka cepat tanggap dan responnya sangat cepat yaitu dengan “tertawa” penuh arti.  Tambahan istilah “nose heavy” lebih mempertegas bahwa ukuran “drop tank” yang terlalu besar dan kurang proporsional. 


Pesawat A-4/Skyhawk dengan “drop tank” menggelantung di bawah sayap


Nah dari percakapan tadi, kita sudah bisa membuat analogi antara bagian tubuh wanita dengan terminologi penerbangan, misalnya istilah fuselage, landing gear, static wire, blending fuselage and wing, streamlines, roger (komunikasi penerbangan), bentuk fuselage F-16, drop tank, nose heavy, dan sebagainya. Latihan ini masih bisa dikembangkan dengan berbagai variasi, misalnya badan gemuk dikatakan fuselage Hercules, hidung tidak mancung dikatakan nose Cassa, mata berbinar dikatakan landing light 1000 Watt, kaki besar dikatakan landing gear tipe bogie. Gadis yang sangat kuat dikatakan mempunyai double engine, dan gadis yang sangat lincah dikatakan menggunakan afterburner dan sebagainya.  Ada lagi misalnya ingin kenal gadis tetapi tidak berani berkunjung ke rumahnya,  akhirnya dikatakan hanya melakuk an “pattern flight” alias mengelilingi rumahnya atau sekedar “overhead” dan tidak berani “landing” di rumahnya.  Nah inilah sekedar gambaran pengembangan metode pembelajaran.  Sebenarnya metode pembelajaran seperti ini bisa diterapkan di berbagai jenis ilmu pengetahuan, karena pada dasarnya setiap pokok bahasannya mengandung “nilai” yang bisa dikemas dalam sajian yang menarik dan menyenangkan.  Mudah-mudahan contoh yang sedikit dan sederhana ini bisa sebagai masukan cara mengemas metode pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.


Landing gear jenis bogie




Sumber: http://suyitmadi.blogspot.com/