Berita berikut kami temukan dari www.surya.co.id dengan link dibawah ini, untuk sumber berita asli, sebagai informasi yang mungkin menarik bagi pembaca ilmuterbang.com. Respon yang terbaru mungkin lebih update di link tersebut. admin.
http://www.surya.co.id/2008/12/09/berita_terkini/fpi-minta-pilot-pulang-kampung
JAKARTA | SURYA Online - Federasi Pilot Indonesia (FPI) meminta kepada para pilot asal Indonesia untuk pulang kampung. Alasannya, tahun ini sudah ada sekitar 350 pengemudi burung besi itu pergi ke luar negeri.
Sementara, aturan mengenai pilot semakin ketat sehingga pada 2009 akan kekurangan pilot. Presiden FPI Manotar Napitupulu mengatakan, federasi telah meminta kepada pilot-pilot untuk kembali ke Indonesia agar bisa mengisi kekosongan kru pesawat di Indonesia.
“Kami sudah menghubungi anggota federasi yang sekarang ke luar negeri agar kembali ke Indonesia,” kata Manotar di sela seminar keselamatan transportasi di Jakarta, Selasa (9/12/2008). Menurutnya, permintaan FPI mendapat respon dari pilot.
Namun, hanya sebagian kecil yang mau memenuhi permintaan FPI. Jumlah pilot yang ‘pulang kampung’ saat ini hanya lima orang. Mereka kini sudah dipekerjakan kembali di Garuda Indonesia. “Mungkin mereka mau kembali ke Garuda, karena gaji di Garuda sudah hampir sama dengan gaji pilot di luar negeri,” ujarnya.
Dijelaskannya, standar gaji pilot di luar negeri berkisar antara 7.000 dollar AS hingga 8.000 dollar AS, sedangkan standar gaji pilot nasional masih di bawahnya. Maksimal 5.000 dollar.
Angka tersebut, jelasnya, sudah mulai mendekati standar internasional. Itu sebabnya, kata Manotar, sebaiknya pilot lebih memilih mencari kerja di Indonesia saja, karena meskipun gaji besar di luar negeri, rasanya lain dengan gaji lebih kecil tetapi berada di tanah air.
Manotar mengungkapkan, tahun 2009 mendatang, kebutuhan pilot mencapai 500 orang berkait dengan akan datangnya puluhan unit pesawat yang telah dipesan oleh sejumlah maskapai nasional. Namun kebutuhan tersebut tidak dibarengi dengan produksi pilot.
Menurutnya, lembaga pendidikan penerbangan di Indonesia paling banter hanya bisa menelurkan sekitar 150 penerbang junior karena berbagai keterbatasan. Sebagai contoh Sekolah Tinggi Ilmu Penerbangan (STIP) Curug, hanya akan memproduksi sebanyak 20 pilot junior.
Sementara, aturan mengenai pilot yang tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan (KM) No 46 tahun 2008, menyebutkan akan adanya perpanjangan usia co pilot menjadi 65 tahun. Namun, ada pembatasannya yaitu umur pilot dengan co pilot tidak melebihi 115. Artinya, bila usia co pilot 65 tahun, usia kapten pilotnya tidak boleh melebihi 50 tahun.
Pengurus FPI, Guntur Joko, mengatakan, aturan yang diambil berdasarkan standar Uni Eropa tersebut akan mempersulit pengadaan pilot di Indoneisa. Menurutnya, sebagian besar pilot di Indonesia berusia melebihi 50 tahun, karena pilot mudanya lebih suka ke luar negeri. hendra gunawan
santy said on Selasa, Desember 30, 2008, 8:40
Assalamualaikum…better government think about how to deal with employee not only pilot but all sector how to keep them stay in indonesia, give them very good salary and also good facility in equality, coz indonesian people also has very high quality in their field of work not only foreigner, so think about it and let see what will happen to indonesia next, coz what we need is place to live with better income for our family. Wassalam:)(Doha)
Expat di mana mana said on Selasa, Desember 30, 2008, 11:38
Assalamualaikum,terutama buat Garuda, FPI dan DGAC:
1.Garuda untuk menaikkan standard mutu segala aspek, menurunkan ego para manajemen ,menghormati rekan seprofesi, 2 FPI membantu untuk menaikkan standard kesehjateraan penerbang dengan melobby manajemen jangan hanya diam-diam saja di kantor sambil ‘kongkow-kongkow’ serta memperjuangkan perlindungan bagi pilot dari tuntutan hukum, 3.DGAC untuk tidak menganggap ‘kadeudeuh’ sebagai kewajiban bagi airlines ,tapi tetap sekedar kadeudeuh, jadi bila tidak ada tetap bekerja secara PROFESSIONAL tanpa pandang bulu dan MEMBANTU MELINDUNGI pilot dari tuntutan hukum.Maaf bila kurang berkenan dan menyakiti hati rekan-rekan di GA, FPI dan DGAC,wassalam
resna said on Selasa, Desember 30, 2008, 15:50
Dear All, saya sbg Indonesian pilot yg bekerja di ln, menghormati himbauan itu. Tp jg tolong dipahami bahwa kami bekerja di luar tidak semata mata hanya krn gaji melainkan yg terutama adalah enviroments. Safety, work, social dan knowledge enviroment. Apakah FPI sudah bisa memberikan contoh nyata environments tsb di dlm daily operation di dalam negeri? Kami bukan ingin selamanya tinggal sbg expat, tapi saat ini apa yg kami minta dan butuhkan justru kami dapatkan di ln. Saya mohon maaf apabila pernyataan ini kurang berkenan namun inilah yg sebenarnya terjadi. Pilot Indonesia yg di ln bukan hanya dihargai sbg Penerbang tp jg sebagai manusia yg penuh tanggung jawab dan loyalitas. Bahkan tidak sedikit diantara kami yg duduk sbg key person management. Dan tidak hanya pilot saja tp jg banyak rekan2 yg datang dari latar belakang pekerjaan yg berbeda. Regards.
jihad said on Selasa, Desember 30, 2008, 17:28
Kenapa tidak cara berpikirnya yang dibalik. Produksi pilot sebanyak mungkin, kirimkan keluar negeri sebanyak mungkin dan jadikan mereka kebanggaan Indonesia di luar negeri. Seperti kami yang sudah mencoba membawa bendera Indonesia ke manca negara dengan lisensi kami dan membawa pulang devisa. Dari pada ribut dengan jumlah gaji saja yang bukan hanya satu-satunya alasan kami keluar negeri.