Kalau di jalan raya ada lampu merah, di jalur udara ada holding point. Pada dasarnya holding adalah manuver pesawat untuk menunggu di area yang aman (protected airspace) sebelum diijinkan melanjutkan segmen penerbangan berikutnya. Misalnya dalam kondisi lalulintas udara yang ramai, pesawat diharuskan holding di posisi dan ketinggian tertentu sambil menunggu giliran untuk mendarat.

Holding juga harus dilakukan jika pesawat sudah mencapai clearance limit dan clearance baru belum diberikan oleh ATC.

 “ Emprit Air 001, clear to Surabaya via w45 Blora, expect further clearance at 14:05”

Jika pesawat Emprit Air sudah sampai di Blora pada pukul 14:00 dan belum medapatkan clearance berikutnya atau kehilangan kontak dengan ATC maka Emprit Air harus holding selama 5 menit di atas NDB 'BA' (Blora) sebelum melanjutkan perjalanan, kecuali ATC memberi perintah yang lain.

Dalam masalah kehilangan kontak dengan ATC akan dibahas di tulisan Loss Communication.

 

Catatan: Yang perlu diingat pada waktu mendapatkan EFC adalah sisa fuel. Periksa fuel yang ada untuk menjamin bahwa anda bisa hold selama yang dibutuhkan oleh ATC. Beritahu ATC jika anda tidak punya cukup fuel.

 

Holding

Posisi holding dapat ditentukan berdasarkan VOR, NDB, ataupun Fix (intersection/waypoint) tertentu. Posisi ini disebut holding fix. Pada kasus di atas pesawat Emprit Air akan holding di atas NDB 'BA'  

Posisi holding ini sendiri terdiri dari 2 jenis:

  1. Published: Holding fix yang published adalah posisi holding yang tertera di chart.

    Jika ATC hanya mengatakan

    ' Emprit Air 001, hold over DKI VOR as published maintain 10 thousand feet, expect further clearance at 11:00'.

    Maka penerbang Emprit Air 001 akan melakukan holding di atas VOR 'DKI' sesuai dengan chart yang diterbitkan oleh otoritas penerbangan.Perintah Expect Further Clearance sendiri jarang digunakan oleh ATC di Indonesia, padahal sangat berguna bagi penerbang jika terjadi kehilangan komunikasi/ loss communication

  2. Not Published: Sedangkan posisi not published adalah posisi yang ditentukan oleh ATC meskipun tidak ada dalam chart atau posisi yang diminta oleh penerbang.

    Contohnya

    “ Emprit Air 001, hold 5 mile North NOKTA intersection, inbound leg 1 minute.

    Dalam chart tidak ada holding pada posisi 5 mil di utara titik NOKTA, tapi penerbang diperintahkan untuk hold di posisi tersebut. Penerbang juga dapat meminta untuk holding di posisi not published, contohnya jika ada cuaca buruk di posisi holding yang published.

Image

 

Standard Holding Pattern

Bentuk dari holding adalah jalur balap (race track). Sedangkan arahnya jika disebutkan Standard holding pattern adalah berbelok ke kanan. Jika arah tidak disebutkan maka akan dianggap standard turn ke kanan. Sedangkan jika diperintahkan untuk hold non standard maka harus berbelok ke kiri .

  1. Turn dilakukan dengan cara 3°/detik atau dengan bank 25°, tergantung kemiringan bank yang lebih kecil.

  2. Timing dimulai ketika pesawat berada di atas atau abeam (sejajar di satu sisi) dari fix. Waktu timing standard adalah: 1 menit jika holding dibawah 14000 feet. Di atas 14000 feet waktu holding adalah 1.5 menit.

     

 Image

Ketinggian untuk Holding:

Di posisi holding yang di- Published di chart biasanya ada minimum holding altitude, tapi jika tidak ada minimum altitude, maka penerbang harus mempertimbangkan hal-hal berikut sebelum memilih ketinggian untuk holding:

  1. MSA: Minimum Safe Altitude
  2. MEA: Minimum Enroute Altitude
  3. MORA: Minimum Off-Route Altitude

Di beberapa airport juga dikenal MVA, minimum vectoring altitude, dimana ATC dapat memberi radar vector dibawah MSA, tapi tidak dibawah MVA.

Protected Area:

Holding pattern dirancang salah satunya dengan pertimbangan clearance dari obstacle (menara, bukit, gunung, bangunan). Jadi pesawat harus selalu berada di protected area untuk menghindari tabrakan dengan obstacle. Jika holding dilakukan dengan memilih posisi yang tidak di published maka penerbang dan atau ATC harus mempertimbangkan ketinggian aman atau Minimum Safe Altitude, agar posisi holding bebas dari obstacle. 

Holding Speed

Pesawat harus menurunkan kecepatan dalam waktu 3 menit sebelum memasuki holding, tentu saja untuk menghemat fuel. Maksimum kecepatan di dalam holding pattern berbeda-beda berdasarkan jenis pesawatnya. Setiap negara juga punya batasan sendiri-sendiri. Di bawah ini adalah batasan kecepatan berdasarkan ICAO Doc 8168, Edisi ke empat.

 

Ketinggian

Kondisi Normal

Kondisi Turbulence

s/d dan termasuk 14000 feet

230 knots, (170 knots untuk pesawat kategory A dan B)

280 knots, (170 knots untuk pesawat kategory A dan B)

14000 feet s/d & termasuk 20000 feet

240 knots

280 knots atau Mach 0.8 , yang lebih kecil

20000 feet s/d & termasuk 34000 feet

265 knots

Di atas 34000 feet

Mach 0.83

Mach .83

 

Holding Entry

Untuk masuk ke dalam holding pattern dibutuhkan entry yang tepat agar holding tetap berada di protected area.

Ada 3 cara entry holding:

  1. direct
     Image

  2. teardrop
    Image

  3. paralel
    Image

Rangkuman dari ketiga cara entry: 

Image 

Holding Clearance

Holding clearance yang lengkap akan berisi kurang lebih 5-6 poin.

  1. Reference untuk holding fix: Bisa berupa VOR/NDB/Fix (intersection atau waypoint) atau juga DME.
  2. Inbound Leg
  3. Arah belok : kanan (standard) atau kiri nonstandard
  4. Altitude: ketinggian
  5. Expect Further Clearance: waktu dimana clearance baru akan diperoleh (berguna waktu kehilangan komunikasi dengan ATC)
  6. Current time: Waktu sekarang untuk menyamakan waktu dengan jam penerbang.

 

Contoh clearance yang lengkap:

' Emprit Air 001, hold north 'DKI' VOR at 360° radial, 1 minute leg, left turn nonstandard, maintain 4000 feet, expect further clearance at 10:00, time now 09:54'