Saya melompat masuk gerbong kereta Merak-Jakarta yang berhenti di Serpong untuk pergi bekerja. Tidak ada tempat duduk tersisa. Saya hanya mencari sisa ruang untuk menggelar koran bekas untuk duduk di lantai. Kereta ini akan berhenti di stasiun Kebayoran Lama, Palmerah dan Tanah Abang. Semua stasiun tersebut berada di pasar tradisional yang terkenal.
Koran digelar, duduk dengan santai di atas lembaran koran, saya mulai melihat ke sekeliling. Saya duduk di samping keranjang besar berisi buah-buahan. Di seberang saya dekat pintu ada seorang yang memegang kambingnya dengan erat-erat. Kambing? Ya kambing, kadang ada pedagang ayam hidup dengan keranjang ayamnya yang berisik karena semua ayamnya sibuk memberi pendapatnya sendiri-sendiri. Keindahan Indonesia yang belum tentu pernah dinikmati oleh semua orang Indonesia.
Krisis moneter 1998. Banyak penerbang kehilangan pekerjaan terutama seperti saya yang waktu itu hanya punya 800 jam terbang tanpa ATPL. Beruntung saya mendapat pekerjaan lain untuk menghidupi keluarga saya, hanya saja saya harus menempuh perjalanan Serpong-Jakarta ini dengan moda transportasi semurah mungkin, kereta api ekonomi.
Membawa binatang hidup mungkin sesuatu yang biasa di moda transportasi darat. Di pesawat terbang, peraturannya berbeda-beda tergantung pada negara dan maskapai tersebut.
Di Indonesia tidak umum untuk membawa binatang hidup di kabin pesawat terbang. Dalam kurun waktu 4 tahun pengalaman terbang saya di Indonesia, kecuali penerbangan perintis, saya tidak pernah melihat seseorang membawa binatang hidup ke kabin penumpang di pesawat airline. Yang pernah saya lihat adalah binatang yang dikandangkan dan dibawa di kompartemen kargo di bawah pesawat.
Pada saat saya mendapat pekerjaan di luar negeri sebagai penerbang, ada pengalaman baru yang membuat saya terpana, yaitu kebiasaan para orang kaya di Timur Tengah untuk membawa burung elang kesayangannya di pesawat untuk berburu di suatu tempat. Burung-burung ini dibelikan kursi di kelas bisnis, malah di kelas satu yang harga tiketnya bisa untuk membeli satu rumah sederhana di Indonesia.
Harga burung elang untuk berburu yang dibawa juga bisa membuat kita tercengang karena nilainya yang bermilyar-milyar rupiah. Perusahaan tempat saya bekerja memiliki peraturan khusus untuk menangani elang-elang istimewa ini. Tapi sejak banyak pemilik elang menyewa pesawat sendiri, burung ini sekarang hanya boleh duduk di kelas ekonomi di penerbangan reguler maskapai kami, tetap dengan peraturan yang ketat agar tidak mengganggu pelanggan yang lain.
Binatang lain yang berhubungan dengan manusia seperti seeing-eye dan hearing-aid animal biasanya tidak diperbolehkan masuk ke kabin pesawat penumpang. Contoh dari binatang yang dimaksud adalah anjing pemandu untuk penderita masalah penglihatan atau tunanetra. Maskapai penerbangan biasanya memberikan pelayanan untuk pelanggan tunanetra dan anjingnya yang dimasukkan kandang bisa ikut di pesawat yang sama di dalam kompartemen kargo bersama binatang lainnya kalau ada.
Pada dasarnya tidak ada aturan khusus dalam penerbangan untuk binatang pemandu ini meskipun ada negara yang punya peraturan sendiri. Negara lain seperti Amerika Serikat, Departemen Transportasinya mempunyai aturan yang membolehkan membawa binatang pemandu ini ke kabin penumpang.
Semua pesawat termasuk pesawat asing yang masuk ke Amerika Serikat diharuskan membolehkan penumpangnya membawa binatang pemandu ke kabin. Menurut saya pribadi hal ini agak aneh karena penumpang tunanetra normalnya tidak harus membawa anjingnya ke kabin. Sejak melapor di konter check- in, penumpang tersebut biasanya akan dilayani oleh pegawai maskapai tersebut dan didampingi untuk masuk ke pesawat.
Kita tentunya menghargai aturan ini yang mungkin ada karena rata-rata pelayanan di maskapai di negara tersebut sangat minim untuk menurunkan harga tiketnya dibandingkan pelayanan maskapai di Asia sehingga pelanggan tunanetra harus membawa anjingnya sendiri.
Di negara tersebut bahkan selain dapat membawa service animal/binatang pemandu, penumpang dapat pula membaca emotional support animal. Binatang yang dapat membuat pemiliknya tenang. Binatang ini tidak khusus, jadi bisa saja berupa kuda kecil, babi, dan monyet. Perkecualian dari aturannya, maskapai boleh menolak binatang melata, tikus, ular, laba-laba dan beberapa lainnya.
Aneh? Memang, tapi itulah bedanya peraturan negara lain.
Di sisi lain, mari kita berdoa semoga kita bisa menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya penolong dan penenang hidup kita semua.
Membawa binatang di kompartemen kargo.
Untuk membawa binatang di kompartemen kargo, sebaiknya anda menghubungi maskapai penerbangan yang ingin anda gunakan untuk mendapatkan informasi prosedurnya karena mungkin ada perbedaan prosedur antara satu maskapai dengan maskapai yang lainnya.
Binatang yang akan dibawa tersebut biasanya akan dimasukkan ke dalam kandang. Ground staff akan membuat NOTOC (Notice to Captain) yang menyebutkan ada muatan berupa binatang hidup (live animal) yang mempunya kode AVI.
Penerbang yang mendapatkan dokumen berjudul NOTOC ini, akan menandatanganinya dan tahu bahwa pesawatnya mengangkut binatang hidup dan akan menyetel suhu yang cocok di kompartemen kargo yang berisi kandang binatang tersebut.
Ada beberapa aturan umum untuk membawa binatang ini. Beberapa di antara aturan tersebut saya uraikan di bawah ini.
- Kandang binatang tidak boleh ditempatkan langsung di depan lubang sirkulasi udara.
- Binatang tidak boleh ditempatkan bersama atau berdampingan dengan dry ice (CO2 yang didinginkan), benda beracun, dan benda berbahaya lainnya seperti cairan cryogenic.
- Binatang yang secara alami bermusuhan tidak boleh disatukan di satu tempat atau ditempatkan berdampingan. Misalnya kandang kucing tidak boleh berdampingan dengan kandang anjing.
- Binatang yang mempunyai bau yang kuat tidak boleh ditempatkan berdampingan dengan makanan segar.
- Binatang percobaan laboratorium tidak boleh ditempatkan berdampingan dengan binatang lainnya.
Masih banyak lagi prosedur yang diperlukan untuk meletakkan kandang binatang di kompartemen kargo. Di perusahaan tempat saya bekerja, prosedur ini mempunyai 14 halaman di buku ground handling manual. Prosedur di atas hanyalah sebagian kecil dari prosedur yang dilakukan secara umum.
Juga jangan lupa pastikan binatang yang anda bawa bukanlah binatang yang dilindungi dan dilarang untuk dibawa keluar dari habitatnya.