Untuk mempermudah maka untuk penomoran ini hanya menggunakan 2 angka pertama dari arah mata angin dibulatkan ke atas atau ke bawah, biasanya ke puluhan terdekat. Misalnya jika arah landasan menghadap ke arah 250°, maka penomoran landasannya akan menjadi landasan 25. Jika arah landasan adalah 258° maka landasannya akan bernomor 26.
Khusus untuk arah 0°, penomorannya akan menjadi 36 karena 0°=360°. Jadi penomoran runway dimulai dari 01 sampai 36.
Sebuah landas pacu akan mempunyai 2 nomor yang berbeda 180° karena sebuah landas pacu akan mempunyai 2 ujung yang bertolak belakang. Sebagai contoh jika salah satu ujung bernomor 07 maka ujung yang lain adalah 25 (070°+180°=250°).
Jika ada lebih dari satu landas pacu yang paralel (mempunyai arah yang sama) maka penomorannya akan ditambah huruf L, R dan atau C. Arti masing-masing huruf tersebut adalah Left, Right dan Center. Dengan penambahan huruf ini, bisa dibuat 3 buah landasan yang paralel misalnya 25L, 25C, dan 25R.
Jika ada lebih dari 3 landas pacu yang paralel maka ada pembedaan penomoran sebanyak 10°. Contohnya 25L dan 25R serta 26L dan 26R biarpun semua landas pacu mempunyai arah yang sama, misalnya 252°.
Identifikasi nomor landasan terlihat dari kokpit sebelum mendarat: