Sebuah pertanyaan bagus lewat Facebook dari seorang siswa penerbang: Capt bisa tolong jelaskan yg dmaksud MDA & MDH ,,thx before.. (mungkin maksudnya thanks in advance)...
MDA, MDH, DH dan DA adalah istilah yang berhubungan dengan instrument approach. Penyebutan MDH sangat jarang karena menggunakan QFE untuk pembacaan altimeter di ketinggian airfield (airfield elevation) atau threshold elevation bukan menggunakan QNH yang referensinya adalah Sea Level. Kebanyakan negara anggota ICAO menggunakan QNH sebagai altimeter settingnya.
Jawabannya secara sekilas sudah ada di artikel dengan judul Instrument Flight Rules. Tulisan ini akan membahas sedikit lebih dalam tentang istilah-istilah tersebut dalam Instrument Approach.
Kepanjangan dari masing-masing singkatan tersebut adalah:
- MDA: Minimum Descent Altitude
- MDH: Minimum Descent Height
- DA: Decision Altitude
- DH: Decision Height
Anda tentu sudah membaca di artikel sebelumnya ada 2 jenis approach, yaitu non-precision dan precision approach. Pada non-precision approach (NPA), panduan yang diberikan oleh alat navigasi hanyalah panduan horizontal sedangkan pada precision approach, alat navigasi bisa memandu penerbang secara horizontal dan vertikal.
----------------------------------------------------------------------------------
MDA/MDH pada Non Precision Approach
Mari kita mulai sebuah skenario tipikal dengan Non-Precision Approach. Pesawat datang dari VOR A menuju VOR B, kemudian berbelok outbound, lalu berbalik arah inbound dan terus menuju landasan. Kapan pesawat berbalik arah inbound di titik A? Titik A bisa berupa jarak dari VOR B (dengan DME) atau dengan timing, misalnya 2 menit.
Kita lihat di skenario ini, alat VOR hanya bisa memberikan panduan secara horizontal. Jadi naik turunnya pesawat secara vertikal tidak bisa dibantu oleh VOR. Untuk memudahkan mari kita lihat gambar secara 3 dimensi, gambar berikut diambil dari e-book FAA Instrument Procedures.
Lalu pertanyaan berikut, jika pesawat sudah melewati VOR B dan mulai turun maka sampai mana turunnya? Inilah yang disebut dengan MDA, Minimum Descent Altitude. Pesawat hanya boleh turun sampai MDA.
Lalu bagaimana jika landasan tidak terlihat setelah pesawat sampai di MDA? Pesawat akan terus terbang di MDA sampai Missed Approach Point (MAP). Pesawat tidak boleh turun lebih rendah dari MDA selama runway tidak terlihat! Lihat gambar di bawah, sebuah NPA dirancang untuk pesawat agar bisa turun ke ketinggian yang aman dari obstacle. Ketinggian MDA adalah ketinggian aman dari obstacle.
MAP bisa berupa jarak DME dari VOR B atau bisa juga timing dari FAF (Final Approach Fix) tergantung approach yang digunakan. Saat mencapai MAP, jika landasan tidak terlihat maka pesawat harus Go Around.
Jadi misalkan MAP adalah 2 mil DME dari VOR B, maka pesawat akan turun ke MDA sampai indikator DME menunjukkan 2 DME, jika runway tidak terlihat maka harus Go Around.
Sekarang bagaimana dengan MDH? Berdasarkan pengalaman penulis, sedikit sekali negara-negara ICAO yang menggunakan MDH. Ketinggian MDH diukur dari ketinggian airfield (airfield elevation) atau threshold elevation. Di Indonesia ketinggian yang dipakai untuk melakukan approach adalah dari MSL (Mean Sea Level) dengan memberikan nilai QNH di altimeter. Sedangkan tempat yang menggunakan MDH, nilai di altimeter settingnya adalah QFE.
Jadi kita tidak menggunakan MDH di Indonesia.
----------------------------------------------------------------------------------
DA/DH pada Precision Approach
Pada Precision Approach misalnya menggunakan ILS, penerbang menurunkan pesawatnya mengikuti panduan horisontal dan vertikal . Pada ILS panduan horisontal disebut localizer dan panduan secara vertikal yang disebut glide slope.
Gambar di bawah ini (diambil dari ebook Pilot Handbook of Aeronautical Knowledge) menunjukkan 2 buah pesawat, yang pertama berada di localizer dengan benar tapi di atas sinyal glide slope dan yang kedua juga berada di localizer tapi di bawah sinyal glide slope. Keduanya adalah posisi yang salah.Seharusnya indikator glide slope (yang ditunjukkan oleh panah merah) berada di tengah. Pada instrument konvensional indikator glide slope adalah garis mendatar yang akan turun jika pesawat ketinggian dan akan naik jika pesawat terlalu rendah. Sedangkan pada instrumen digital pada gambar di bawah ditunjukkan dengan titik berwarna hijau.
Sama dengan pertanyaan di NPA di atas, sampai ketinggian mana pesawat turun mengikuti sinyal glide slope yang benar? Jika tidak ada batasnya tentunya pesawat akan menabrak landasan/daratan jika sinyal glide slope diikuti dan landasan tidak terlihat.
Pada approach dengan menggunakan ILS Cat 1, ditetapkan sebuah nilai yang disebut dengan DA (Decision Altitude) yang biasanya nilainya sekitar 200 kaki di atas landasan. Jadi misalnya ketinggian landasan adalah 45 kaki maka DAnya biasanya 245 feet. Seringkali nilai ini tertulis DA(H)= 245' (200') artinya pada ketinggian 245' pressure altitude dan 200' ketinggian absolut dari runway elevation.
Jadi misalkan sebuah pesawat mengikuti sinyal ILS turun dan pada waktu mencapai 245 feet di altimeter, penerbangnya tidak melihat landasan maka dia harus melakukan Go Around.
Bagaimana dengan DH (Decision Height)? Sama dengan DA, tapi ketinggian diukur dengan menggunakan radar altimeter yang akan mengukur ketinggian pesawat di atas runway. DH digunakan pada ILS Cat 2 atau Cat 3 yang mempunyai DH kurang dari 200'. Karena di Indonesia saat ini tidak ada ILS Cat 2 atau Cat 3, maka anda yang terbang di Indonesia sampai tulisan ini dibuat akan selalu menggunakan nilai DA.
Kenapa ILS Cat 1 tidak menggunakan DH? Karena dengan ketinggian 200' di atas ketinggian runway, pesawat belum berada di atas runway. Radar/radio altimeter kemungkinan besar akan menunjukkan ketinggian yang tidak akurat karena permukaan sebelum runway bisa lebih tinggi atau lebih rendah dari runway. Perhatikan kontur daratan yang diwarnai coklat di gambar di bawah ini:
Misalkan dengan nilai perumpamaan DA =245' maka sesaat sebelum DA, katakanlah pada ketinggian 300', di radio altimeter mungkin akan terbaca 100' karena permukaan daratan yang tidak rata.
Pada ILS Cat 2/3,DH yang dibaca dengan menggunakan radio altimeter biasanya nilainya di bawah 100'. Pada waktu mengikuti sinyal glide slope pesawat akan melewati 100' di atas runway threshold sehingga pembacaan di radio altimeter akan menunjukkan ketinggian pesawat di atas runway. Lihat gambar di atas bahwa DH biasanya berada di atas runway bukan di atas daratan/air sebelum runway.
----------------------------------------------------------------------------------
Bedanya DA/DH dengan MDA/MDH
Bedanya MDA dan MDH:
Ketinggian MDA merujuk pada ketinggian dari sea level . Altimeter setting yang digunakan adalah QNH sedangkan MDH merujuk pada airfield atau runway threshold elevation. Altimeter setting yang digunakan adalah QFE. Keduanya menggunakan pressure altimeter.
Bedanya DA dengan DH:
Ketinggian DA merujuk pada ketinggian dari sea level . Altimeter setting yang digunakan adalah QNH sedangkan DH merujuk pada runway threshold elevation. Alat yang digunakan adalah radio altimeter/radar altimeter bukan pressure altimeter.
Bedanya MDA/MDH dengan DA/DH:
Sesuai dengan singkatannya yang satu minimum descent altitude yang satu decision altitude:
a. Pada waktu melakukan NPA, pada waktu melewati FAF pesawat bisa turun ke MDA/MDH dengan mengikuti profile di chart. MDA/MDH bisa tercapai sebelum Missed Approach Point dan pesawat bisa level off (terbang level) sampai mencapai MAP. Jika runway tidak terlihat= Go Around.
Pada waktu melakukan Precision Approach, descent profile dari glide slope harus selalu diikuti, sehingga MAP=DA/DH. Pesawat tidak boleh level off. Jika mencapai DA/DH dan runway tidak terlihat=Go around.
b. Pada NPA pesawat sama sekali tidak boleh turun dari MDA. Sedangkan pada precision approach, pada waktu runway tidak terlihat dan pilot melakukan go around, pesawat mungkin turun sedikit dari DA/DH. Syaratnya pilot tidak boleh memulai go around di bawah DA/DH jika runway tidak terlihat.
Harus diingat pada kedua jenis approach, jika sudah melewati MAP atau DA/DH lalu runway tiba-tiba hilang dari pandangan, maka Go Around adalah wajib!
----------------------------------------------------------------------------------
Definisi:
Decision altitude (DA) or decision height (DH). A specified altitude or height in the precision approach or approach with vertical guidance at which a missed approach must be initiated if the required visual reference to continue the approach has not been established.
Minimum descent altitude (MDA) or minimum descent height (MDH) means the lowest altitude, expressed in feet above mean sea level, to which descent is authorized on final approach or during circle to land maneuvering in execution of a standard instrument approach procedure, where no electronic glide slope is provided
Artikel terkait:
Instrument Flight Rules
Konsep Minima
Geneve, 14 Jan 2011