Pilot Incapacitation adalah keadaan apapun yang mempengaruhi kesehatan penerbang selama bertugas yang menyebabkan pilot tersebut tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Banyak penerbang kurang menyadari bahwa pilot incapacitation adalah keadaan darurat yang lebih sering terjadi di dunia dibandingkan dengan keadaan darurat lain. Incapacitation dapat terjadi dalam bentuk apapun, mulai dari tidak berfungsinya sebagian fungsi tubuh yang tidak kentara, sampai kematian mendadak (Garuda GA501, Pontianak, 22/11/2004). Incapacitation juga dapat terjadi pada semua kelompok umur dan di semua fase penerbangan dan sering tanpa peringatan atau tanda-tanda sebelumnya.

Bentuk-bentuk Incapacitation

  1. Obvious Incapacitation (terlihat jelas). Artinya adalah kegagalan fungsi tubuh secara total dan kehilangan kemampuan/ kesadaran. Ini adalah incapacitation yang bisa berupa pingsan, atau bahkan meninggal dunia.

  2. Subtle Incapacitation (tidak kentara). Incapacitation jenis ini lebih berbahaya, karena susah di deteksi dan efeknya dapat berupa kegagalan fungsi tubuh (otak, jantung dll) sebagian/sementara sampai kehilangan kesadaran sepenuhnya.

Contoh dari subtle incapacitation adalah jatuhnya sebuah pesawat komuter di Cape Cod, yang menewaskan kapten pilot dan melukai first officer dan 6 penumpang.

http://www.capecodtoday.com/blogs/index.php/2008/06/24/cape-cod-crash-become-case-study?blog=109

Pada waktu melakukan approach sebelum pendaratan, First Officer merasakan bahwa pesawat terlalu rendah dan memberikan komentar pada kapten. Tidak ada respon dari kapten yang juga adalah presiden dari perusahaan tersebut. Sedangkan First Officer baru saja diterima bekerja di perusahaan tersebut.

Kapten tersebut juga punya kebiasaan tidak merespon semua call out yang diberikan oleh first officer. Padahal semua prosedur dalam penerbangan memerlukan respon dari penerbang yang lain dalam aplikasi sehari-hari.

Karena kebiasaannya ini maka, first officer hanya diam saja dan tidak tahu bahwa kapten dalam keadaan incapacitation dan bahkan mungkin sudah meninggal karena serangan jantung.

Menghindari Incapacitation

rekreasi dan relaks dapat mengurangi resikoHal yang dapat dilakukan untuk menghindari incapacitation adalah menghindari pemakaian obat-obatan, menghindari alkohol, dan cukup istirahat. Pergi rekreasi dengan relax, cukup tidur dan nutrisi, juga menghindari stress. Seorang awak pesawat tidak boleh bertugas jika merasa kurang sehat.

Mengenali Incapacitation

Hal yang paling penting buat seorang penerbang adalah menjaga kewaspadaaan dengan standar yang tinggi. Kepatuhan yang tinggi pada SOP dan disiplin dalam kokpit, karena prosedur yang melenceng dapat menjadi indikasi pertama dari masalah yang muncul tanpa disadari.

Incapacitation harus dicurigai jika seorang penerbang tidak memberikan respon pada:

  1. Dua komunikasi verbal pada waktu terbang di atas 1000 feet AGL

  2. Satu komunikasi verbal pada waktu terbang di bawah 1000 feet AGL

  3. Semua komunikasi verbal yang berhubungan dengan penyimpangan arah pesawat

  4. Kerusakan sistem

Awak pesawat yang merasa sangat lelah atau tidak enak badan sebaiknya memberitahu rekan kerjanya. Kemudian commander akan mengatur kordinasi pekerjaan di kokpit atau mengatur untuk dapat recovery/ pulih secepatnya.

Sedangkan jika yang incapacitate adalah commander/ kapten maka berlaku chain of command sebagai berikut, tergantung siapa yang ada di pesawat:

  1. Kapten
  2. Penerbang Inflight relief (biasanya dalam penerbangan panjang)
  3. Cover Pilot (biasanya dalam training ada penerbang yang berfungsi sebagai cover pilot)
  4. First Officer
  5. Pilot ketiga (kalau ada)
  6. Flight Engineer
  7. Purser
  8. Awak lain berdasarkan senioritas
Gejala-gejala lain dari awal incapacitation adalah berbicara kacau, bersikap aneh, bernafas tidak teratur, pucat, gerakan yang tersentak-sentak baik lambat maupun cepat.

Tindakan pada waktu terjadi pilot incapacitation

Kalau diduga atau sudah jelas ada incapacitation, maka langkah berikut harus dilakukan:

  1. Terbangkan pesawat untuk menjamin keselamatan

  2. Take over control, penerbang yang sehat mengambil kendali pesawat dengan call out “I have control”, untuk keluarga Airbus fly by wire, tekan take over push button selama 40 detik untuk mematikan joystick di sebelah pilot yang mengalami incapacitation.

  3. Aktifkan auto-pilot.

  4. Panggil awak kabin senior, biasanya tidak dengan bell tapi dengan kode darurat melalui pengeras suara. Contohnya di sebuah airline kodenya adalah “Purser to flight deck” 2 kali. Sehingga Purser akan tahu bahwa terjadi keadaan darurat. Memanggil dengan bell mungkin tidak akan ditanggapi segera.

  5. Jauhkan penerbang yang incapacitate dari kemudi (yoke/joystick dan rudder)

  6. Awak kabin akan mengumumkan jika ada dokter di pesawat. Jika mungkin salah seorang awak kabin tinggal di kokpit untuk membantu, contohnya membacakan check list.

  7. Analisa aspek-aspek berikut:

    • kondisi awak yang incapacitate

    • sisa waktu penerbangan

    • bandar udara yang pantas dan cukup untuk melakukan emergency landing. 

  8. Berikan detil gejala yang dialami pada tim medis di darat melalui ATC, untuk mempercepat pertolongan pertama

Jika incapacitation terjadi pada waktu approach, penerbang yang sehat dapat meneruskan pendaratan jika dia berpendapat bahwa approach dan landing dapat dilakukan dengan aman.


Bantuan medical dalam penerbangan dan setelah mendarat harus dilakukan. Setelah mendarat penerbang yang incapacitate harus di off-load ke ambulance di tempat yang pantas dan secepat mungkin.


Penerbang yang sehat harus terbang dari posisi normalnya, jika F/O maka dari kanan, jika Kapten dari kiri. Tidak boleh ada perubahan tempat duduk. Hal-hal berikut harus dipertimbangkan:

  1. Siapkan kokpit untuk landing

  2. Request long, straight approach

  3. Jalankan checklist lebih awal dari biasanya

  4. Request radar vectoring kalau mungkin

Atur parkir pesawat, jika First Officer yang menerbangkan pesawat, maka usahakan parkir di bay yang punya guidance system yang terbaca dari kanan, atau bantuan marshaller.

Jika pesawat tidak memiliki kendali di sisi First Officer untuk pengemudian di darat, maka dia harus meminta towing truck (penarik pesawat) ke tempat parkir.