Jika salah satu bagian pesawat rusak dan pesawat belum terbang, bahkan belum bergerak dengan tenaganya sendiri (move on its own power), maka penerbang harus mengacu ke MEL untuk melihat boleh atau tidaknya penerbangan untuk diteruskan dan apa dampaknya pada keamanan penerbangan jika penerbangan diteruskan.

MEL

MEL sendiri adalah singkatan dari Minimum Equipment List. Ini adalah dokumen wajib yang harus ada di setiap pesawat. MEL adalah dokumen berdasarkan Master MEL (MMEL) yang dibuat oleh pabrik pesawat dan harus di setujui penggunaannya oleh otoritas penerbangan.

MEL yang dibuat tidak boleh kurang (less restrictive) dari MMEL. Dengan kata lain MEL bisa lebih ketat daripada MMEL tergantung keputusan otoritas penerbangan.

Tujuan dari MEL adalah untuk membolehkan pesawat terbang dengan peralatan yang rusak untuk menghindari keterlambatan jadwal penerbangan dan menunda perbaikan sampai pesawat mempunyai waktu untuk perbaikan atau sampai perangkat yang dibutuhkan tersedia. Dalam MEL akan disebutkan maksimum jangka waktu yang diperbolehkan untuk terbang dengan peralatan yang rusak tersebut.

Dengan dasar itulah otoritas penerbangan membolehkan pesawat terbang dalam keadaan salah satu atau lebih bagiannya rusak dengan syarat semua kondisi yang disebutkan di MEL dipenuhi.

Aplikasi MEL

Jika ada bagian yang rusak sebelum melakukan penerbangan, MEL memberikan petunjuk pada penerbang dan teknisi untuk menentukan pesawat boleh berangkat atau tidak (GO/ NO GO decision). 

MEL berlaku sebelum pesawat bergerak untuk terbang (move on its own power). Tapi jika kerusakan terjadi pada waktu pesawat sudah bergerak/taxi out untuk Take Off, maka keputusan untuk melihat MEL dan melanjutkan perjalanan akan berdasarkan pertimbangan dan good airmanship dari penerbang. 

Contohnya pada waktu taxi ke landasan, tiba-tiba ada kerusakan di salah-satu bagian pesawat, dan penerbang membuka MEL untuk melihat dampaknya. Pada saat itu diketahui bahwa bagian yang rusak adalah NO GO item, maka dengan good airmanship, penerbang bisa memutuskan untuk kembali ke apron dan membatalkan penerbangan sampai kerusakan diperbaiki sekalipun tidak melihat MEL pun penerbang sudah legal untuk berangkat. 

Keputusan untuk membatalkan penerbangan didasari oleh pertimbangan berikut:

  1. Bagian yang rusak sangat mempengaruhi keselamatan penerbangan
  2. Ada prosedur maintenance di MEL yang harus dilakukan sebelum melanjutkan penerbangan

Jika pesawat sudah terbang dan terjadi kerusakan, maka abnormal atau emergency procedurelah yang digunakan, bukan MEL.

Tapi MEL boleh dilihat sebagai tambahan pertimbangan untuk meneruskan penerbangan atau kembali, jika kerusakan terjadi setelah pesawat terbang tergantung hal di bawah:

  1. GO/ NO GO status.
  2. Kemungkinan perbaikan di bandar udara tujuan.

Dalam hal ini adalah sangat baik untuk menghubungi Operation Center dari perusahaan bersangkutan dengan radio/ACARS. Karena biarpun pesawat dapat melanjutkan penerbangan, tapi jika bandar udara tujuan tidak memiliki fasilitas perbaikan maka kemungkinan perusahaan akan memilih keputusan pesawat untuk kembali atau mendarat di bandar udara alternatif. 

 

 

Pesawat bergerak dengan tenaganya sendiri

 

Rujukan

MEL

AFM + MEL jika dibutuhkan dengan pertimbangan penerbang

AFM

MEL

MEL

Fase penerbangan

Boarding – Push back

Taxy

Flight

Taxy

Arrival at gate

 
 

Catatan: MEL bukanlah pemandu untuk trouble shooting, atau pre-flight checklist!

  

ISI MEL:

MEL berisi daftar peralatan yang boleh tidak bekerja selama batasan/limitation dan prosedur yang ada dijalankan. Perangkat yang jelas dibutuhkan untuk pesawat untuk terbang, seperti: sayap, mesin, flaps dll, tidak dimasukkan dalam MEL.

Karena itu perlu diingat bahwa: Semua perangkat yang berhubungan dengan kelaikan udara dan tidak dimasukkan dalam MEL, otomatis perangkat tersebut harus bekerja dengan normal

 

Presentasi MEL 

Untuk presentasi layout dan definisi dari bagian-bagian MEL, mohon untuk merujuk pada MEL di pesawat anda. Di bawah ini adalah beberapa istilah umum yang berlaku dalam MEL.

  1. Rectification interval: Jangka waktu untuk perbaikan. Biasanya ditampilkan dalam bentuk kategori A/B/C/D. Misalkan Category B adalah 3 hari. Maka pesawat boleh terbang dalam jangka waktu 3 hari setelah terjadi kerusakan pada bagian yang disebut dalam MEL.

  2. Number installed: Jumlah bagian yang terpasang di pesawat.

  3. Number required for dispatch: Jumlah yang dibutuhkan untuk melakukan penerbangan.

  4. Kode-kode lain, misalnya (*), (m), (p): jangan lupa untuk memperhatikan kode-kode yang tertulis, biasanya kode-kode tersebut berarti:

    1. (*) : must be placarded. Bagian yang rusak harus ditempel stiker yang menyatakan bagian tersebut tidak dapat digunakan.

    2. (m): maintenance required. Ada prosedur yang harus dikerjakan oleh mekanik sebelum setiap penerbangan.

    3. (o): Operational Procedure. Ada prosedur yang harus dikerjakan oleh penerbang sebelum setiap penerbangan.

    4. (P): Performance. Performance harus dihitung ulang dengan adanya kerusakan bagian dengan kode (P). Hati-hati jika mendapatkan kode (P) ini, karena mungkin kemampuan pesawat akan jauh berkurang.

    5. (R): RVSM, dengan kode ini, kemampuan untuk terbang di area RVSM akan terpengaruh.

    6. (A): All Weather Operation, kemampuan untuk ILS Cat 2/3 akan terpengaruh.

Masih ada beberapa kode lain yang ada di MEL. Lihat MEL di pesawat anda untuk keterangan yang lebih jelas.

 

Contoh isi MEL

Terbang dengan beberapa MEL item

Jika kita menemuan beberapa item yang mengharuskan acuan ke MEL sebelum terbang, kita harus memastikan item-item tersebut tidak berkaitan satu sama lain. Hal ini dikarenakan MEL tidak dirancang untuk menganalisa kerusakan dan juga tidak mempertimbangkan banyak item yang rusak di satu waktu.