Tulisan ini terinspirasi dari pengalaman yang ditulis oleh bapak Efendi Arianto pada blog http://matalasik.wordpress.com/. Segala rasa hormat saya, saya tujukan kepada beliau. Saya sangat menyarankan anda untuk membaca blog tersebut juga disamping tulisan yang saya buat ini.
Tulisan saya mungkin akan berisi istilah-istilah yang kurang anda pahami dan membingungkan. Anda bisa mencari artinya di internet. Untuk efek-efek yang saya alami pasca-LASIK, anda bisa temukan contohnya di website http://visionsimulations.com/. Di web tersebut terdapat penjelasan dan simulasinya. Saya harap melalui simulasi, anda dapat memahami efek-efek pasca-LASIK lebih dari sekadar penjelasan lewat gambar. Mohon maaf saya tidak dapat menampilkan screenshot simulasinya disini oleh karena beberapa konten pada web tersebut dilindungi oleh hak cipta.
Tulisan ini tidak mengulas informasi pengenalan LASIK seperti definisi, jenis-jenis, prosedur, syarat pasien, risiko komplikasi, perkiraan biaya, rumah sakit yang melayani, lokasi, dan sebagainya karena informasi tersebut bisa anda dapatkan dari berbagai referensi, seperti internet atau secara langsung mendatangi rumah sakit yang dituju. Tulisan ini akan mengulas pengalaman saya saat menjalani tindakan LASIK. Saya harap pengalaman saya ini bisa menjadi referensi bagi anda yang berniat menjalani tindakan LASIK sehingga keputusan bisa anda ambil dengan sebijak-bijaknya.
Izinkan saya memulai ya?
Kamis, 27 Juni 2013 (hari mencari informasi)
Ini adalah hari pertama saya mengunjungi Jakarta Eye Center (JEC). Pada hari itu saya bersama ayah mengunjungi JEC Menteng untuk mencari informasi mengenai tindakan LASIK. Disana saya diberi penjelasan mengenai apa itu LASIK, syarat bagi pasien, bagaimana prosedur tindakannya, risiko komplikasi, perkiraan biaya, dan lain-lain. Kemudian saya disarankan untuk mendaftar pemeriksaan pra-LASIK ke resepsionis dan memilih dokter yang akan menangani saya kedepannya. Saya meminta ayah agar mendaftar belakangan saja sehingga saya dapat mempertimbangkan dokternya terlebih dahulu.
Sekadar informasi untuk anda, ada dua lokasi Jakarta Eye Center (JEC) di Indonesia, yaitu JEC Menteng dan JEC Kedoya.
Sabtu, 29 Juni 2013 (memilih dokter)
Saking lambatnya saya dalam memilih, akhirnya ayah memilihkan satu dokter untuk saya. Dengan pertimbangan bahwa:
1. Melihat jadwal kantor ayah yang tidak terlalu padat, saya akan ditemani menjalani pemeriksaan pra-LASIK pada hari Senin, 1 Juli 2013
2. Dokter yang praktek pada hari tersebut
3. Kami tidak mengenal dan tidak punya pengalaman sama sekali dengan seluruh dokter JEC. Seluruh dokter dalam posisi netral dalam pandangan kami
4. Kami menginginkan dokter yang memiliki jam terbang yang tinggi
5. Wanita lebih sabar, telaten, dan rapi dibanding pria dalam bekerja
Atas pertimbangan tersebut, ayah mendaftarkan saya lewat telepon untuk pemeriksaan hari Senin, 1 Juli 2013 dan memilih seorang sebagai dokter yang akan menangani saya seterusnya kelak. Biasa saya sebut dokter Y. Saya setuju dengan pilihan ayah.
Senin, 1 Juli 2013 (hari pemeriksaan pra-LASIK)
Saya bersama ayah tiba di JEC Menteng kurang lebih pukul 9 pagi. Setelah melapor di resepsionis lantai 1, saya diminta untuk langsung naik ke lantai 3 dan melakukan proses registrasi disana sebagai pasien baru. Ayah mengisi formulir yang mereka berikan dan kemudian saya mendapat dua nomor antrian, satu antrian untuk ke Basic Diagnostic Room (BDR), satu lagi antrian untuk bertemu dokter Y. Masuk ke BDR, saya menjalani tiga pemeriksaan yaitu autoref, tonometri (memeriksa tekanan bola mata), dan kelainan refraksi.
Hasil pemeriksaan di BDR:
Mata kiri: minus (-) 6,25. Mata kanan: minus (-) 6,00
Kembali ke ruang tunggu untuk selanjutnya bertemu dokter Y. Di ruang dokter Y, saya dan ayah melakukan komunikasi yang sangat baik dengan beliau. Dokter Y sangat ramah. Saya dan ayah menjelaskan alasan saya ingin menjalani tindakan LASIK. Beliau juga menanyakan beberapa hal seperti riwayat kelainan refraksi mata, terakhir kali mengganti kacamata, apakah saya pernah menggunakan lensa kontak, dan lain-lain. Kemudian di ruangan tersebut saya kembali menjalani pemeriksaan, saya tidak tahu apa saja, tapi salah satunya adalah kembali mengecek kelainan refraksi, menurut saya mungkin untuk mengonfirmasi bahwa pemeriksaan kelainan refraksi yang sudah dilakukan di BDR tadi sudah benar dan akurat. Untunglah, hasilnya sama. Kemudian beliau meminta saya untuk melanjutkan pemeriksaan di lantai 4, untuk kemudian kembali lagi ke dokter Y dan hasilnya akan dianalisis oleh beliau apakah saya diizinkan untuk menjalani tindakan LASIK atau tidak.
Di lantai 4, saya kembali menuju BDR (di lantai 4 juga ada BDR). Kemudian saya menuju ruang Comprehensive Diagnostic Center (CDC). Ruangan ini adalah tempat pemeriksaan bagi pasien yang akan menjalani tindakan, seperti LASIK, operasi katarak, dan tindakan-tindakan lainnya. Di ruang ini saya menjalani (kalau tidak salah) empat pemeriksaan. Sebelum pemeriksaan, mata saya diberi tetes terlebih dahulu. Dari beberapa pemeriksaan di CDC, yang saya ingat hanyalah pemeriksaan topografi mata.
Selesai di CDC, saya menuju ruangan dokter G untuk mengecek kondisi retina. Dokter G menyatakan kondisi retina saya cukup bagus dan memberi lampu hijau untuk tindakan LASIK. Saya diminta kembali lagi oleh dokter G tiga bulan kemudian.
Selesai sudah pemeriksaan di lantai 4. Turun ke lantai 3, saya kembali ke dokter Y. Beliau menganalisis seluruh hasil pemeriksaan dan kemudian memberikan lampu hijau. Saya sempat menanyakan mengenai ketebalan kornea saya dan untunglah kornea saya ketebalannya masih cukup memadai, yaitu sekitar 500+ mikron dan setelah tindakan masih menyisakan sekitar 300+ mikron. Metode LASIK yang akan digunakan adalah Z-LASIK (Z-LASIK biasa, bukan yang 6 Dimension Z-LASIK). Kemudian dokter Y memberikan penjelasan mengenai persiapan fisik dan mental, prosedur tindakan, risiko komplikasi, dan lain-lain. Biayanya sekitar Rp22.000.000. Ayah setuju. Setelah berdiskusi dengan dokter Y, jadwal tindakan ditetapkan pada hari Jumat, 5 Juli 2013 pukul 4 sore.
Keluar dari ruangan dokter Y, bayar dulu di kasir untuk seluruh pemeriksaan hari ini. Biayanya lebih dari Rp1.000.000. Kemudian pulang.
Kamis, 4 Juli 2013 (satu hari sebelum LASIK)
Pukul 4 sore, ada telepon dari JEC yang mengingatkan bahwa besok saya akan menjalani tindakan LASIK pada pukul 4 sore dan diminta datang 30 menit sebelumnya. Merupakan suatu pelayanan yang sangat baik dari JEC. Tapi semakin membuat saya deg-degan.
Jumat, 5 Juli 2013 (hari tindakan LASIK)
15.00. Saya yang diantar ayah dan ibu tiba di JEC Menteng. Ayah melapor ke resepsionis di lantai 1, saya dan ibu diajak ke Executive Room lantai 1. Sebelum ke Executive Room, saya menjalani pemeriksaan terlebih dahulu di BDR di lantai 4. Ruang tindakan LASIK berada tepat di sebelah Executive Room. Executive Room adalah ruang tunggu khusus bagi pasien yang akan menjalani tindakan dan orang yang mengantarnya. Suasana di ruangan tersebut dibuat sangat tenang dan nyaman.
15.00 – 16.05. Sambil mempersiapkan mental dan menenangkan diri, saya dan ayah menandatangani surat persetujuan. Sekitar 15-30 menit sebelum tindakan, mata saya diberi tetes dan di sekitar mata dioleskan Betadine. 15 menit sebelum tindakan, saya diminta mengenakan baju operasi. Hanya ditambahkan baju operasi saja, tidak sampai mengganti pakaian. Saya juga terus memejamkan mata, agar mata saya berada dalam kondisi optimal saat tindakan nanti.
16.05. Masuk ke ruang tindakan. Ayah dan ibu memberikan semangat. Jantung saya berdegup kencang. Di dalam ruang tindakan, ada briefing sebentar oleh dokter Y dan perawat. Kemudian berdoa bersama.
16.10. TINDAKAN LASIK. Semua proses dilakukan dalam keadaan pasien sadar.
Selama LASIK berlangsung, menurut saya yang harus pasien lakukan adalah:
1. Selalu melihat titik atau lampu kecil dan usahakan untuk tidak melepaskan pandangan
2. Mengusahakan untuk tidak menggerakkan bola mata
3. Mengusahakan untuk berkedip sejarang mungkin, sekalipun mata sudah dipegang dengan alat pembuka
Mata yang di-LASIK terlebih dahulu adalah mata kanan. Mata kanan dipegang dengan alat pembuka, sehingga mata kanan selalu terbuka. Mata kiri bebas. Mata kiri dizinkan berkedip, tapi usahakanlah berkedip sejarang mungkin. Jangan sampai mata kiri terpejam. Beberapa kali dokter dan perawat meminta saya untuk membuka mata kiri karena terpejam.
Pada saat laser membuat flap pada mata kanan saya, saya tidak merasakan apapun tentang laser. Yang saya rasakan adalah mata kanan saya seperti ditekan gelas dengan sangat kuat hingga terasa pegal. Perawat menghitung mundur proses pembuatan flap selama 20 detik, yang mana terasa sangat lama saat itu. Semakin lama tekanan gelas terasa semakin kuat. Pada proses selanjutnya yaitu pada saat penyinaran laser untuk mengubah permukaan kornea, saya melihat lampu berwarna merah. Pada proses ini mata saya terasa seperti disedot sedikit dan terasa sejuk. Proses berlangsung 20 detik. Proses selanjutnya yang saya ingat hanya pada saat dokter memberi tetes dan menyentuh bagian bawah mata saya. Selebihnya lupa. Selesailah proses LASIK pada mata kanan saya. Kemudian pindah ke mata kiri dengan prosedur yang sama. Tiap mata menghabiskan waktu sekitar 10 menit.
16.30. Selesai. Saya keluar dari ruang tindakan dan beristirahat dulu di Executive Room sambil ayah dan ibu membayar biaya LASIK dan administrasi sekitar Rp22.500.000. 5-10 menit kemudian, perawat menetesi mata saya dan memberikan penjelasan mengenai apa yang harus, boleh, dan tidak boleh saya lakukan pasca-LASIK. Saya diizinkan pulang dan diberikan oleh-oleh.
Oleh-oleh yang diberikan:
1. Kacamata pelindung. Dikenakan saat mandi dan tidur selama seminggu untuk menghindari air masuk ke mata atau mata terkucek secara tidak sengaja, tapi saya kenakan saja sepanjang hari untuk melindungi mata dari debu
2. Ponstan 2 tablet, hanya diminum apabila terjadi nyeri dikemudian hari
3. Satu strip tetes Cendo LHX (berwarna merah) dan satu strip tetes Cendo Tobrosson (berwarna kuning). Ditetes setiap dua jam, enam kali sehari, sampai habis. Khusus hari ini tiga kali saja
Kondisi mata sesaat setelah LASIK:
1. Terjadi peningkatan penglihatan yang luar biasa, kondisi refraksi sudah jauh membaik meski belum sepenuhnya. Dokter Y mengatakan bahwa kondisi refraksi akan semakin membaik seiring berjalannya hari
2. Mata terasa pegal
3. Mata cukup merah seperti kurang tidur. Tidak ada luka sama sekali
4. Terasa sangat silau. Meskipun dalam kondisi cahaya redup / gelap, mata terasa seperti disinari cahaya yang sangat kuat. Mungkin karena kering
5. Berbagai efek yang umumnya terjadi seperti ghost, halo, starburst, glare, dan lain-lain tidak saya rasakan.
16.50. Pulang. Sepanjang perjalanan saya terus memejamkan mata, kalau bisa tidur malah lebih baik lagi.
18.30. Sampai di rumah. Terasa sangat silau padahal hari sudah gelap dan lampu rumah belum dinyalakan. Saya berusaha membuka mata perlahan-lahan untuk mengadaptasikan mata dengan cahaya, sekitar lima menit kemudian mata saya sudah mampu beradaptasi dan tidak terlalu silau lagi. Kemudian mandi, makan, dan langsung tidur. Hingga satu minggu setelah LASIK, pasien sebaiknya tidur sebanyak-banyaknya, karena semakin banyak tidur maka proses penyembuhan mata akan semakin baik. Hindari melakukan aktivitas yang membuat TUBUH dan MATA menjadi lelah, seperti mengangkat benda berat dan menonton TV. Anda sadari atau tidak, aktivitas tersebut menyebabkan otot dan saraf menjadi tegang, dan itu tidak baik bagi penyembuhan mata anda. Secara teori pasien memang tidak dilarang untuk melakukan aktivitas berat, tapi tidak ada salahnya kan kalau kita memberi perlindungan lebih pada organ tubuh kita.
Sabtu, 6 Juli 2013 (satu hari setelah LASIK)
Pasien diharuskan kembali lagi satu hari setelah LASIK. Saya bersama ayah tiba di JEC pukul 10 pagi. Langsung periksa ke dokter Y di lantai 2 karena kemarin sudah didaftarkan oleh perawat.
Kondisi mata hari ini:
1. Minus (-) pada mata kiri dan kanan sudah hilang, mungkin masih menyisakan (-) 0,25 pada salah satu mata. Tapi tidak perlu khawatir, karena proses penyembuhan masih terus berjalan
2. Tekanan bola mata tinggi, di atas 20
3. Berbagai efek yang umumnya terjadi seperti ghost, halo, starburst, glare, dan lain-lain tidak saya rasakan.
Perubahan pada obat:
1. Mulai besok ada perubahan dosis tetes Cendo LHX (berwarna merah) dan Cendo Tobrosson (berwarna kuning) yang semula enam kali sehari setiap dua jam menjadi empat kali sehari tidak harus setiap dua jam. Harus tetap dihabiskan
2. Diberi tambahan dua strip tetes Cendo Cenfresh enam kali sehari, tidak harus setiap dua jam. Digunakan hingga tiga bulan ke depan, kalau habis bisa beli sendiri. Cenfresh merupakan air mata buatan
3. Dikarenakan tekanan bola mata yang tinggi, diberi tambahan satu botol kecil tetes Cendo Timol untuk menurunkan tekanan bola mata. Dua kali sehari, pagi dan malam sebelum tidur. Dihabiskan
Minggu, 7 Juli 2013 (dua hari setelah LASIK)
Pagi hari: ketika bangun tidur, mulai muncul efek glare.
Malam hari: mulai muncul efek starburst ketika melihat cahaya berwarna kuning seperti lampu pijar dan lampu kendaraan. Muncul efek halo ketika melihat cahaya berwarna putih seperti lampu rumah.
Hari-hari menuju satu minggu setelah LASIK
Selama beristirahat satu minggu, kondisi refraksi semakin membaik, sudah bisa membaca buku dan menonton TV meskipun tetap tidak saya lakukan demi amannya. Saya baru mulai membaca buku dan menonton TV dua minggu setelah LASIK. Kadang-kadang ada rasa perih saat diberi tetes.
Jumat, 12 Juli 2013 (satu minggu setelah LASIK)
Jadwal kontrol selanjutnya adalah satu minggu setelah LASIK. Saya tiba di JEC sekitar pukul 10 pagi. Naik ke lantai 3, periksa dulu di BDR, baru kemudian ke dokter Y. Ada beberapa hal yang saya laporkan, seperti kadang-kadang ada rasa perih saat diberi tetes, mulai munculnya efek-efek seperti yang saya sebutkan di atas, dan lain-lain.
Hasil pemeriksaan hari ini:
1. Minus (-) pada mata kiri dan kanan sudah hilang. Saya sempat menanyakan kondisi flap apakah ada yang bergeser akibat kucekan atau apakah ada komplikasi, dokter menyatakan sudah cukup aman dan sudah mengizinkan saya untuk melepas kacamata pelindung saat mandi dan tidur. Keramas juga sudah dizinkan. Tapi tetap harus ekstra hati-hati.
2. Perih yang saya rasakan saat diberi tetes adalah karena mata saya kering sehingga ada debu yang menempel di mata. Inilah yang menyebabkan perih. Ternyata, saya salah menangkap penjelasan dokter pada pemeriksaan “satu hari setelah lasik” kemarin. Tetes mata Cendo Cenfresh yang seharusnya digunakan setiap enam kali sehari tidak saya gunakan sama sekali selama satu minggu ini. Untungnya tidak berakibat fatal.
3. Tidak ada luka, tidak ada kemerahan yang sampai mengkhwatirkan, tidak ada iritasi.
4. Tekanan bola mata masih tinggi.
Perubahan pada obat:
1. Perubahan dosis Cenfresh yang semula enam kali sehari diizinkan menjadi empat hingga enam kali sehari. Saya pilih empat kali sehari.
2. Diberi tambahan satu strip tetes Cendo Noncort (berwarna biru). Tiga kali sehari sampai habis. Mulai digunakan saat tetes Cendo LHX (berwarna merah) dan Cendo Tobrosson (berwarna kuning) sudah habis.
3. Diberi tambahan satu botol kecil tetes Cendo Timol. Jadi sekarang punya dua botol. Dosis pada botol sebelumnya masih sama, dua kali sehari pagi dan sebelum tidur. Dihabiskan. Setelah botol pertama habis dan mulai menggunakan botol kedua, dosisnya dikurangi menjadi hanya malam sebelum tidur. Tetap harus dihabiskan.
14/15/16 Agustus 2013 (satu bulan setelah LASIK)
Saya lupa tanggal berapa tepatnya, tetapi yang saya ingat antara tanggal 14, 15, atau 16 Agustus. Tiba di JEC pukul 11 siang, pengunjung hari ini lumayan ramai sehingga saya baru dapat bertemu dokter Y hampir pukul 2 siang. Seperti biasanya, saya periksa di BDR terlebih dahulu.
Kondisi mata setelah satu bulan:
1. Refraksi baik, tidak memburuk. Tidak ada minus (-) yang muncul
2. Efek seperti halo dan starburst masih muncul. Selama satu bulan terakhir efek ini semakin terasa, tapi tidak sampai mengganggu
3. Efek glare sudah menghilang
4. Tidak ada perih, sakit, iritasi, kering ataupun rasa yang aneh-aneh
5. Terkadang muncul kemerahan. Tapi bukan luka, mirip seperti orang kurang tidur
6. Tekanan bola mata semakin membaik dan turun
Perubahan obat:
1. Masa penggunaan tetes Cenfresh yang semula hingga tiga bulan diperpanjang menjadi enam bulan
2. Diberi tambahan sejenis jelly. Modelnya seperti salep, tapi dalam bentuk jelly. Dioleskan di bagian bawah kelopak mata malam sebelum tidur. Dihabiskan.
3. Diberi tambahan tiga kotak tablet vitamin A Cendoberry. Diminum tiga kali sehari. Dihabiskan
Hari-hari menuju lima bulan setelah LASIK
Tidak banyak perubahan. Kondisi mata baik. Obat tetes yang saya gunakan satu per satu mulai habis, tinggal menyisakan Cenfresh saja yang saya beli di apotek dekat rumah. Pada bulan keempat efek halo dan starburst sudah menghilang. Tidak ada iritasi, luka, ataupun kemerahan.
Jumat, 29 November 2013 (lima bulan setelah LASIK)
Saya kembali lagi ke JEC untuk kontrol. Tiba pukul 9 pagi, saya naik ke lantai 3. Seperti biasa, periksa ke DBR terlebih dahulu baru bertemu dokter Y.
Kondisi mata setelah lima bulan:
1. Refraksi normal. Tidak ada minus (-)
2. Tidak ada kemerahan, iritasi, luka, komplikasi, atau apapun yang serius
3. Berbagai efek yang pernah saya rasakan sebelumnya seperti halo, starburst, dan glare tidak ada
4. Tekanan bola mata kiri 9, kanan 13. Cukup aman
5. Mata tidak kering
Karena kondisi mata saya yang bisa dikatakan cukup sehat, maka dokter Y tidak memberikan resep lagi. Hanya melanjutkan tetes Cendo Cenfresh hingga enam bulan setelah LASIK.
Selasa, 3 Desember 2013 (kontrol dokter G)
Sesuai dengan anjuran sebelumnya, seharusnya saya kembali ke dokter G pada tiga bulan setelah LASIK, yaitu sekitar awal bulan Oktober. Tapi karena tidak sempat, jadilah hari ini baru dapat kontrol.
Tiba di JEC pukul 11 siang, saya masuk ke ruangan pukul 12 siang. Sempat cek retina sebentar tapi karena retina tidak terlihat, mata saya diberi tetes untuk melebarkan pupil agar retina bisa terlihat. Kembali ke ruang tunggu, pukul 12.45 siang saya kembali dipanggil. Proses pemeriksaan retina berjalan lancar. Kondisi retina aman dan tidak diberikan resep apapun.
Kontrol berikutnya akan saya laksanakan satu tahun setelah LASIK. Semoga kondisi mata saya bisa tetap baik. Hanya saja, saya cukup khawatir dengan tetes untuk melebarkan pupil yang diberikan dokter G tadi. Semoga saja tetes tersebut tidak menaikkan tekanan bola mata saya.
--------
Demikianlah pengalaman saya ini. Saya minta maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, tidak objektif, atau ada informasi yang dirasa menyesatkan. Semoga tulisan ini bisa membantu dan menjadi referensi bagi anda yang berniat menjalani LASIK.
Saran saya bagi yang hendak melakukan tindakan LASIK:
(saran ini adalah saran tambahan dari blog yang sudah saya berikan linknya di bagian paling pertama tulisan)
1. Pertimbangkan dahulu dengan matang-matang tujuan anda menjalani tindakan LASIK. Apakah suatu keharusan, misalnya karena tuntutan sekolah atau pekerjaan, ataukah suatu keinginan. Tidak masalah kalau itu merupakan suatu keinginan. Tapi carilah referensi sebanyak-banyak dari berbagai sumber, pahami sepenuhnya apa plus-minusnya, dampak jangka panjang apabila menjalani LASIK atau tidak menjalani, dan lain-lain. Jangan sampai ada penyesalan karena kurangnya informasi atau kurang pertimbangan. Ceritakan dengan terbuka dan sejujur-jujurnya pada dokter anda dan apa yang anda inginkan, sehingga dokter bisa membantu anda membuat keputusan untuk menjalani LASIK atau tidak.
2. Rekomendasi rumah sakit. Saya belum pernah mencoba di rumah sakit lain, kerabat juga belum ada yang punya pengalaman di rumah sakit lain. Jadi saya tidak punya perbandingan. Tapi berdasarkan pengalaman saya di Jakarta Eye Center (JEC), saya sangat puas rumah sakit ini. Anda bisa melihat profil-profil dokternya di website Jakarta Eye Center.
3. Rekomendasi dokter di JEC. Saya hanya pernah berinteraksi dengan dokter Y. Melihat hasil LASIK saya sekarang ini, saya sangat senang dengan apa yang telah dilakukan oleh dokter Y. Ramah, sabar, tenang, dan rapi. Beliau juga sudah senior dan jam terbangnya tinggi.
4. Ingatlah bahwa kita hanya bisa mengupayakan yang terbaik. Membuat keputusan sebijak-bijaknya, memilih rumah sakit dan dokter yang terbaik. Tapi untuk keberhasilan suatu tindakan, hanya Tuhan yang bisa memberhasilkan. Berdoalah selalu kepada Tuhan untuk memohon keselamatan dan perlindungan.
sumber ilustrasi gambar:
http://www.faa.gov/pilots/safety/pilotsafetybrochures/media/lasereye_ii.pdf