Akhirnya pesawat mendarat, lumayan juga perjalanan dari Qatar yang harusnya 8 jam lebih sedikit berakhir hampir 9 jam karena pesawat harus menunggu giliran untuk mendarat di Bandar udara Soekarno-Hatta Cengkareng karena padatnya lalu lintas udara.

Pesawat masuk ke parking gate, mesin dimatikan, lampu tanda sabuk pengaman dimatikan, dan purser (pimpinan awak kabin) memberi instruksi di pengeras suara di kabin:

“Cabin crew disarm doors for arrival and crosscheck!”

Di maskapai ini yang saya tahu, purser atau pimpinan awak kabin akan memberikan instruksi disarm pada saat lampu sabuk pengaman sudah dimatikan. Penerbang akan mematikan lampu ini juga hanya jika mesin sudah dimatikan dengan aman.

Saya harus melanjutkan perjalanan ke Solo karena ada undangan untuk mengisi sebuah acara, dan penerbangannya akan berangkat 4 jam dari sekarang. Saya tidak sempat mampir ke rumah di Jakarta, jadi saya check in awal di terminal domestik. Meskipun maskapai yang saya pilih adalah maskapai yang katanya sering delay, alhamdulillah, dalam perjalanan saya, pergi dan pulang dengan maskapai ini penerbangannya tepat waktu, baik dari Cengkareng maupun dari Solo.

Setelah mendarat di Solo, sambil melihat pemandangan di luar saya mendengar suara penerbang dari kokpit memberi perintah,

“Flight attendant disarm slides bars and cross check!”.

Saya tersadar, pesawat belum berhenti bahkan belum belok ke tempat parkir. Masih ada sekitar 30-40 detik sebelum pesawat benar-benar berhenti. 40 detik adalah waktu yang cukup lama apalagi kalau ditambah dengan waktu untuk mematikan mesin. Bagi anda yang awam dunia penerbangan semua  istilah aneh yang saya tulis akan lebih jelas jika anda baca artikel ini dengan lengkap.

Berbagai pertanyaan berkecamuk di kepala saya;

  • Apa yang terjadi kalau pesawat harus berhenti tiba-tiba dan semua awak kabin dalam posisi berdiri berpegangan pada tuas emergency slide?
  • Bagaimana jika terjadi tailpipe fire pada waktu mematikan mesin dan penumpang harus dievakuasi secepatnya dan slide sudah dalam keadaan disarmed (peraturannya adalah dalam waktu 90 detik)?
  • Bagaimana jika APU tidak bisa dinyalakan dan mesin harus tetap menyala.
  • Bagaimana jika terjadi kebakaran atau asap sewaktu slide sudah disarmed?

Saya jadi ingat proses arming slide ini pada waktu berangkat, waktu penerbang memberikan perintah, “Flight attendant arm slide bars and cross check!”.

Kembali ada pertanyaan lainnya:

  • Bagaimana kalau sebelum pesawat berangkat harus ada evakuasi dan tentunya slide akan menabrak truk tangga yang masih menempel di pesawat atau juga garbarata, karena slide sudah di posisi armed?
  • Bagaimana kalau perintah arm dan disarm dari penerbang ini tidak terdengar jelas di kabin, apakah awak kabin akan melakukan arm-disarm atau akan cross check ke kokpit dulu? 

Saya jadi ingat bahwa saya sering melakukan hal yang sama pada waktu saya bekerja sebagai ko-pilot di 3 maskapai sebelumnya. Pada waktu  saya pindah ke maskapai tempat saya bekerja sekarang, proses pemberian instruksi untuk slide ini tidak dilakukan oleh penerbang tapi oleh awak kabin senior dan waktu itu saya hanya menganggap itu sebagai perbedaan prosedur saja. Sekarang cara pandang saya menjadi berbeda dan saya sekarang berpendapat proses pemberian instruksi ini lebih baik dilakukan oleh awak kabin. 
 

Cuplikan gambar slide dari panduan keselamatan di pesawat


Emergency evacuation Slide

Jika terjadi kondisi darurat di darat, peraturan penerbangan mewajibkan pesawat kategori komuter (CASR 23.803) dan pesawat kategori transport (CASR 25.803) dengan kursi lebih dari 44 kursi untuk bisa mengevakuasi penumpang dalam waktu 90 detik. Salah satu alat untuk bisa mengevakuasi penumpang dengan cepat adalah evacuation slide.

Slide ini terlipat dan akan terbuka dengan cepat pada waktu pintu pesawat dibuka. Syaratnya slide tersebut harus dalam posisi armed. Jika posisinya disarmed maka pintu bisa terbuka tanpa mengeluarkan slide.

Sebelum pesawat bergerak, taxi (berjalan di darat), awak kabin akan memindahkan posisi disarmed ke armed agar jika terjadi evakuasi, awak kabin tinggal membuka pintu dan slide akan terbuka secara otomatis agar bisa digunakan oleh semua penumpang untuk meluncur keluar pesawat .

Sebaliknya sebelum membuka pintu waktu sampai di tujuan, awak kabin akan memindahkan posisi slide di disarm agar bisa membuka pintu pesawat tanpa membuka slide.

-----------------------------------------------------------------------------------------------

Pendapat saya yang pertama: dari kokpit, penerbang tidak bisa melihat jika ada yang masih menempel di pintu pesawat dan awak kabin lebih kompeten untuk mengawasi keadaan di pintu pesawat. 

Siapa yang tahu kapan waktunya untuk arm slide? Sebelumnya juga perlu kita ingat bahwa CASR tidak mengatur siapa yang harus memberi perintah untuk arm slide.

Slide bisa diposisikan armed dengan aman jika tidak ada lagi yang menempel di pintu pesawat seperti tangga, truk katering dan garbarata (airbridge). Pada waktu tangga /garbarata dilepas dari pesawat, di saat yang bersamaan penerbang di kokpit akan sibuk berkordinasi dengan ATC untuk mulai memundurkan pesawat dan/atau start engine.

Workload/beban kerja penerbang saat itu akan bertambah jika harus memastikan tidak ada yang menempel di pintu lalu memberi instruksi untuk arm slide. Lagipula dari kokpitnya, penerbang biasanya tidak bisa melihat kondisi pintu penumpang.

Cara yang lebih mudah adalah mendelegasikan awak kabin untuk memastikan kondisi sudah aman, tidak ada yang menempel di pintu dan  berkordinasi antar awak kabin untuk memindahkan posisi slide ke arm.

Pada waktu akan mulai taxi, barulah penerbang akan cross check bahwa semua slide dalam keadaan armed.

-----------------------------------------------------------------------------------------------

Pendapat saya yang kedua adalah tentang apa kemungkinan terburuk yang terjadi jika slide sudah berada di posisi disarm sebelum pesawat berhenti dan mematikan mesin tapi ada kejadian yang membutuhkan evakuasi.

Sebelum pesawat berhenti dan mematikan mesin, banyak sekali kemungkinan keadaan darurat yang bisa terjadi seperti, kebakaran:

  • Engine fire
  • APU fire
  • Cabin smoke
  • Tailpipe fire
  • Atau seperti yang terjadi baru-baru ini pada pesawat baru Dreamliner B787 dari Boeing, battery fire/smoke.

Untuk kasus-kasus di atas saya cenderung untuk menekankan pada masalah tailpipe fire karena kemungkinannya lebih besar terjadi pada waktu start (menyalakan) dan shutdown (mematikan) engineTulisan terpisah tentang tailpipe fire dapat di baca di tautan yang diberikan di bagian bawah artikel.

Dengan kemungkinan-kemungkinan di atas, bisa saja penumpang harus dievakuasi sebelum pesawat sampai di tempat parkirnya. Jadi memberikan instruksi untuk disarm slide bars pada waktu pesawat masih berjalan adalah cukup beresiko.

Resikonya adalah pada waktu evakuasi pintu akan dibuka oleh awak kabin dan slide tidak terbuka otomatis karena sudah disarmed, konsekwensinya akan butuh waktu tambahan untuk membuka slide secara manual.

Aturan penerbangan sendiri menguatkan pendapat saya ini dan bisa anda lihat di CASR part 121.570:

121.570 Airplane Evacuation Capability

(a) No person may cause an airplane carrying passengers to be moved on the surface, takeoff, or land unless each automatically deployable emergency evacuation assisting means, installed in accordance with Section 121.310(a), is ready for evacuation.

Artinya, semua slide harus dalam keadaan siap untuk evakuasi selama pesawat masih berjalan di atas daratan, take off atau landing.
Kesimpulannya: jangan memberikan instruksi disarm sebelum yakin pesawat berhenti dengan sempurna dan mesin dimatikan.




----------------------------------------------------
artikel tailpipe fire:
http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/teori-penerbangan-mainmenu-68/41-pengetahuan-umum-penerbangan/687-apa-artinya-tailpipe-fire