Jordian Mc Peralta dear ilmu terbang.com
Nama saya Jordian, saya sudah menetapkan tujuan hidup saya sebagai pilot dan akan mengambil flight academy di BIFA krn saya ingin bekerja di GARUDA. Untuk itu saya ingin bertanya beberapa hal :
1. Seperti apakah tes masuk PILOT itu ?
2. Saya msh bingung soal frozen ATPL, jika tdk mncapai 1500 jam trbng dlm 1 thn ap yg trjadi ?
3. Nanti ketika saya sudah bekerja di Garuda beberapa tahun, bisakah saya mengajukan lamaran ke maskapai lain terutama di luar negeri dan bgmn prosedurnya ?
4. Bagaimanakah perbandingan gaji pilot di indonesia dgn luar negeri ?
5. Ketika saya mnjd pilot fresh graduate, bagaimanakah cra saya agar dpt mnjd pilot jurusan international? apakah dgn jam trbng saya di domestik atau dgn pertimbangan hal lainnya ?

atas kesediaannya menjawab pertanyaan2 saya, saya ucapkan banyak terimakasih...

 
Halo Jordian
 ‎1. Pada dasarnya tes pilot hanyalah tes kesehatan dan bahasa Inggris. Tapi karena hanya ada sedikit flying school di Indonesia dan keterbatasan tempat, maka ada bermacam-macam tes untuk seleksi calon siswa, silahkan hubungi sekolah yang anda tuju untuk menanyakan tes apa yang akan mereka berikan.
 
2. Jangan khawatir dengan frozen ATPL, hal tersebut tidak berlaku di Indonesia.
 
3. Bekerja sehari di Garuda pun anda bisa pindah asal tidak ada kontrak yang mengikat, apalagi kalau ada kontrak training (ikatan dinas), biasanya anda harus membayar sebesar nilai yang ada di kontrak. Misalnya anda diterima di Garuda sebagai kopilot B737 dan trainingnya bernilai 5 tahun sebesar 20 ribu USD. Maka jika ingin keluar sebelum 5 tahun berdinas, anda harus bayar uang training yang sudah dikeluarkan oleh Garuda.
Sama dengan pekerjaan lain, prosedur lamaran selalu ditentukan oleh perusahaan yang membuka lowongan.
 
4. Tergantung luar negeri mana yang anda maksud.
 
5. Tergantung nasib anda. Dimana anda diterima bekerja. Biarpun anda sudah puluhan ribu jam terbang tapi perusahaan tidak punya rute luar negeri maka anda tidak akan terbang reguler keluar negeri. Contohnya di perusahaan tempat kami bekerja dulu, ada armada Boeing 737 dan Fokker 28. Hanya Fokker 28 yang terbang ke Malaysia, maka para pilot Boeing 737 di perusahaan tersebut tidak terbang keluar negeri biarpun sangat berpengalaman. Di lain pihak, seorang fresh graduate yang diterima di perusahaan yang sama di armada Fokker 28, langsung bisa terbang keluar negeri.