Translating tendency atau dalam Rotorcraft Flying Handbook juga disebut sebagai “Drift”, adalah tendesi dari sebuah helikopter untuk bergerak dengan sendirinya, searah dengan tail rotor thrustnya (fenomena ini hanya ditemui pada helikopter dengan tail rotor dan NOTARTM, pada helikopter tandem atau coaxial tidak ada fenomena ini).  Apa penyebab translating tendency? Mari kita lihat helikopter kaitannya dengan ilmu fisika.

Gambar di bawah ini adalah sebuah helikopter yang umum dibuat oleh pabrikan negara Amerika (Bell, Schweizer, Sikorsky, Enstrom, dsb) karena main rotornya berputar counter-clockwise (berlawanan dengan jarum jam), pada helikopter buatan negara Eropa,(Airbus Helikopter, Mil, dsb) main rotornya berputar clockwise (searah dengan jarum jam).

  

Translating Tendency

Pada rotor yang diputar oleh mesin, akan timbul torsi yang berlawanan dengan arah putaran rotor. Hal ini adalah bukti dari Hukum Newton 3 “For every action, there is an equal and opposite reaction”. Pada helikopter, penerbang mengangkat tuas collective untuk menghasilkan lift. Pada saat itu juga tenaga/power dari mesin dibutuhkan untuk melawan drag yang dihasilkan oleh sudut serang rotor blade. Akibatnya ketika power ditambah, bodi helikopter akan berputar berlawanan arah dengan arah putaran rotor blade. Untuk mengkompensasi torsi ini, dipasanglah tail rotor (rotor ekor). Tail rotor menghasilkan thrust dan dipasang pada posisi yang dirancang sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan torsi (ingat torsi = gaya x jarak lengan).

Torsi yang dihasilkan oleh tail rotor digunakan untuk melawan torsi yang dihasilkan mesin yang memutar main rotor. Gaya dorong rotor ekor (tail rotor thrust) akan  berbanding dengan torsinya, tail rotor thrust dikendalikan oleh anti-torque pedal yang ada di kokpit helikopter, penerbang menggunakan kaki untuk mengatur pedal ini. Selain itu juga fungsi tail rotor juga sebagai directional control (mengarahkan heading helikopter pada low speed dan hover).

 Anti-torque Pedal

 

Tail rotor thrust ini ternyata memiliki efek samping. Kalau kita lihat kembali ke gambar translating tendencytail rotor thrust dihasilkan ke arah kanan helikopter namun tidak ada gaya yang mengkompensasi tail rotor thrust ini. Selanjutnya yang kemudian terjadi adalah helikopter akan bergerak sideway ke arah samping kanan (sesuai tail rotor thrust) dengan sendirinya. Fenomena ini lah yang disebut translating tendency/drift.

Translating tendency akan semakin besar pada kondisi low speed/hover dan high power setting, karena pada kondisi ini power mesin besar dan tail rotor thrustnya juga akan besar. Akibatnya efek translating tendency-nya akan semakin besar juga. Jika gejala fenomena ini tidak disadari oleh penerbang, helikopter akan terus bergerak menyamping. Hal ini akan menjadi masalah jika penerbang sedang melakukan operasi helikopter yang membutuhkan kepresisian tinggi dan resiko tinggi ketika hover, sebagai contoh : sling load, powerline works, dsb.

 

Contoh operasi helikopter yang membutuhkan kepresisian tinggi : pemasangan menara SUTET dan perawatan Powerline

Untuk mengatasi fenomena ini ada beberapa cara :

  • Main transmission is rigged/main rotor mast rigged : main transmission/main rotor mast agak dimiringkan ke sebelah kiri (atau kanan untuk helikopter dengan clockwise rotor rotation) sedemikian rupa sehingga main rotor akan menghasilkan thrust ke arah kiri untuk mengkompensasi tail rotor thrust. Modifikasi ini dilakukan oleh produsen helikopter.
  • Flight controls rigging is designed so that the rotor disc is tilted when the cyclic is centered : flight control dirancang sedemikian rupa sehingga ketika cyclic pada posisi center, sesungguhnya rotor disc sudah miring sedikit, atau sederhananya adalah menggeser titik nol dari cyclic controlnya. Modifikasi ini dilakukan oleh produsen helikopter.
  • Pilot Input: penerbang yang mengkoreksi efek translating tendency dengan cara menggerakan cyclic ke arah yang berlawanan dengan translating tendency-nya.

Sehingga jika diperhatikan, ketika helikopter sedang hover, sesungguhnya akan terlihat sedikit miring, hal ini terjadi sebagai efek untuk melawan translating tendency.

 

Translating Tendency , sumber : HelikopterGround.com