a. Pengenalan ETOPs
b. ETOPS untuk perusahaan
c. ETOPS untuk penerbang

 

 

 

 

a. Pengenalan ETOPs

Pada awalnya mesin pesawat hanya terdiri dari sebuah mesin piston yang mempunyai banyak batasan. Meskipun kemudian pembuat pesawat memasang mesin kedua ada sebuah pesawat, batasan ini tidak hilang begitu saja. Begitu juga setelah ditemukan mesin turbin yang lebih dapat diandalkan ketahanannya. Pada tahun 1953, FAA, pihak otoritas penerbangan di Amerika Serikat memberikan batasan 60 menit yang dikenal dengan 60 minute rule untuk pesawat dengan 2 mesin atau twin engine.

Dengan batasan ini, sebuah pesawat twin engine tidak diperbolehkan terbang lebih dari 60 menit dari bandar udara terdekat yang dapat didarati. Jadi contohnya, untuk terbang dari Jakarta ke Bali yang memakan waktu 1 jam 40 menit tidaklah legal jika bandar udara yang dilewati seperti Semarang dan Surabaya, ditutup. Alasannya adalah jika salah satu mesin pesawat mati maka mesin yang lain harus bisa menerbangkan pesawat selama 60 menit untuk mencapai bandara terdekat. Peraturan ini tidak berlaku untuk pesawat dengan 3 mesin atau lebih.

Aturan ini cukup menimbulkan masalah pada rute yang yang jauh yang tidak terdapat bandar udara di sekitar rute yang diterbangkan, misalnya terbang melintasi Atlantik, gurun pasir atau bahkan terbang di kawasan timur Indonesia yang mempunyai bandar udara yang hanya dapat didarati pesawat kecil.

Dengan perkembangan teknologi, keandalan mesin pesawat terutama pesawat jet dan turbin telah bertambah baik, maka kemudian dengan evaluasi dari pihak otoritas maka dapat diterbitkan ijin untuk terbang lebih dari 60 menit dari bandar udara terdekat. Ijin untuk mengoperasikan pesawat komersil lebih dari 60 menit dari bandar udara terdekat inilah yang disebut ETOPS.

Ada beberapa macam ijin untuk menjalankan ETOPS:

ETOPS 75
ETOPS 90
ETOPS 120/138
ETOPS 180/207


Angka di belakang menunjukkan jumlah menit dari ijin tersebut. Biasanya jika sebuah maskapai penerbangan mendapatkan ijin ETOPS maka pertama akan mendapat ijin ETOPS 75 menit. Jika dalam beberapa waktu evaluasi tidak ditemukan masalah dalam pemeliharaan pesawat, maka ijin tersebut dapat ditingkatkan menjadi ijin ETOPS yang lebih jauh.

Ada dua proses utama untuk mendapatkan perijinan ETOPS. Yang pertama adalah kombinasi kemampuan dari airframe atau badan pesawat dan mesin pesawat itu sendiri pada waktu melakukan type certificate, yaitu pada waktu pihak otoritas melakukan tes awal. Tes untuk ETOPS ini disebut ETOPS type approval.

Contohnya jika tipe pesawat tersebut akan di tes untuk ETOPS 120 maka akan dilakukan tes dengan menerbangkan pesawat tersebut dan mematikan 1 mesin dan terbang selama 120 menit atau 2 jam dengan salah satu mesin dimatikan.

Proses kedua adalah permohonan ijin untuk melakukan tes dari maskapai penerbangan yang bersangkutan. Misalnya Emprit Air akan menggunakan pesawat Boeing 777 yang sudah disertifikasi untuk melakukan ETOPS, maka Emprit Air harus mengajukan permohonan dan disetujui oleh pihak otoritas penerbangan untuk mendapatkan ETOPS Operational Certification. Di tahap ini, maskapai penerbangan harus melakukan langkah-langkah seperti pelatihan penerbang, pelatihan bagian pemeliharaan, penambahan prosedur maintenance/pemeliharaan yang lebih ketat dibanding dengan operasi Non-ETOPS.

b. ETOPS untuk perusahaan

Keuntungan menerapkan ETOPS untuk perusahaan terutama sangat terasa pada waktu menjalankan penerbangan jarak jauh. Pesawat tidak usah mengikuti rute normal yang kadang berliku untuk mendekati bandar udara terdekat. Rute potong kompas ini akan menghemat waktu yang tidak sedikit. Penghematan waktu bagi perusahaan penerbangan adalah berarti penghematan bahan bakar, ongkos pemeliharaan, dan biaya operasi lain seperti uang terbang bagi awak pesawat.

c. ETOPS untuk penerbang

Jika untuk perusahaan ETOPS dapat menghemat banyak hal, bagi penerbang harus ada beberapa pelatihan tambahan untuk menjalankan ETOPS. Di perusahaan tempat penulis bekerja, untuk mendapatkan sertifikasi menerbangkan ETOPS dibutuhkan minimal satu hari di kelas dan satu sesi simulator.

Di bawah ini ada beberapa hal mengenai prosedur ETOPS. Tulisan ini hanya sebagai gambaran, karena setiap negara mempunyai peraturan yang berbeda-beda.

Definisi menurut ICAO adalah : ETOPS (Extended Twin Engine Operations) is the acronym created by ICAO (International Civil Aviation Organisation) to describe the operation of twin-engined aircraft over a route that contains a point further than one hour’s flying time, at the approved one engine inoperative cruise speed (under standard conditions and in still air), from an adequate aerodrome.

ETOPS berlaku untuk pesawat dengan maximum authorised take-off mass melebihi 45,360 kgs; dan/atau– di sertifikasi untuk membawa 20 penumpang atau lebih.

Sebelum membahas lebih jauh tentang ETOPS ada baiknya untuk mengetahui beberapa istilah yang akan digunakan:

  1. Adequate Aerodrome is an aerodrome, which the Company and the Authority consider to be adequate, having regard to the performance requirements applicable at the expected landing weight. In particular, it should be anticipated that at the expected time of use:
    • The aerodrome will be available, and equipped with the necessary ancillary services, such as ATC, sufficient lighting, communications, weather reporting, navaids and emergency services; and
    •  At least one letdown aid (ILS, VOR, or NDB) will be available for an instrument approach.
  2.  Suitable Aerodrome : A suitable aerodrome, for dispatch purposes, is an aerodrome confirmed to be adequate and which satisfies the ETOPS dispatch weather minima in terms of ceiling and visibility within the required validity period.
  3. ETOPS en-route Alternate Aerodrome(s) : ETOPS en-route alternate is(are) suitable aerodrome(s) to which a diversion can be safely accomplished
  4. Maximum Diversion Time is the time from an “en-route alternate” aerodrome approved by the Authority.
  5. Threshold Distance : The distance travelled in still air in 60 minutes by an airplane at the one engine inoperative.
  6. Maximum Diversion Distance is covered in still air and ISA (or delta ISA) conditions within the maximum diversion time at the selected one engine-out diversion speed schedule and at the associated cruise altitude (including the descent from the initial cruise altitude to the diversion cruise altitude). It is used for dimensioning the area of operations.
  7. Area of Operation is the area in which it is authorized to conduct a flight under ETOPS regulations and is defined by the maximum diversion distance from an adequate aerodrome or set of adequate aerodromes. It is represented by circles centered on the adequate aerodromes, the radius of which is the maximum diversion distance.
  8. ETOPS Entry Point (ENTRY) is the first point on the route, located in ETOPS area. The EEP materialises the beginning of the ETOPS segment.
  9. ETOPS Segment is the portion of a route located in the ETOPS area. The ETOPS segments extends between the ETOPS Entry Point and the ETOPS Exit Point. An ETOPS route may contain more than one ETOPS segment.
  10. ETOPS Exit Point (EXIT) is the last point on the route, located in ETOPS area. The EXIT materialises the end of the ETOPS segment.
  11. Equitime Point (ETP) is point on the aircraft route, which is located at the same flying time (in forecasted atmospheric conditions) from two suitable diversion aerodromes. The ETP position can be determined using a computerised flight planning, or graphically on a navigation or plotting chart.
  12. Critical Point is the point along the route for which the difference between the standardfuel expected to be on-board (fuel to continue) and the required ETOPS diversion fuel (fuel to divert) is minimum or negative, thus requiring the carriage of additional ETOPS fuel reserves.

 

Pre-flight Planning untuk ETOPS

Status ETOPS pesawat:

Dispatcher yang akan melepas pesawat untuk terbang ETOPS harus menilai kondisi teknikal pesawat dan MEL (Minimum Equipment List). Semua penalti dan batasan harus dikenali dan direncanakan dengan sesuai.

Pada waktu menerima pesawat, PIC (Pilot in Command) harus memastikan bahwa ETOPS maintenance sudah dilakukan, ditulis dan ditandatangani sesuai dengan pedoman pelaksanaan di perusahaan.

Kualifikasi awak pesawat
Sebelum dapat dijadwalkan untuk menerbangkan ETOPS, semua awak penerbang harus mendapatkan pelatihan.

Suitable ETOPS Alternate

Sebuah segmen ETOPS bisa dicakup oleh kombinasi 2 bandar udara alternatif yang suitable atau satu bandar udara asalkan bandar udara tersebut memenuhi kriteria untuk bisa di nominasi menjadi bandar udara alternatif. Contohnya keadaan cuaca menjadi penentu.

Untuk kriteria keadaan cuaca dan lainnya akan dilanjutkan di tulisan bagian 2 mengenai ETOPS