Divisi Harnessing Shop – Fixed Wing Hangar merupakan tempat di mana kabel-kabel yang akan dipasangkan ke badan pesawat “berkumpul”. Di tempat inilah proses pengkabelan yang asalnya bergelondong-gelondong dibagi menjadi banyak bagian sehingga dapat mengintegrasikan sistem pada pesawat terbang satu sama lain. Berbekal pengalaman kerja praktek di PT. Dirgantara Indonesia, pada kali saya ingin berbagi informasi mengenai proses pengkabelan pada pesawat CN-235 Korean Coast Guard (KCG).

Karena sifat data yang sangat rahasia, penulis hanya mendapatkan sebagian gambar dan informasi yang tidak terlalu banyak namun dapat mewakili keseluruhan proses pengkabelan sistem elektrik pada pesawat CN-235 ini.

Kabel merupakan sesuatu yang serupa tapi tak sama, contohnya kabel untuk listrik atau kabel untuk sistem komunikasi. Namun pada dasarnya, kabel-kabel tersebut dipetakan menurut fungsinya masing-masing. Blueprint merupakan cetakan gambar dari sistem yang menjadi panduan para teknisi dalam proses instalasi kabel-kabel tersebut. Dari blueprint tersebut dapat diketahui jenis kabel, jumlah kabel, serta panjang kabel yang harus dibuat.

Berikut adalah contoh blueprint dari sistem kabel yang akan harus diinstalasi.

alt

Gambar 1. Blueprint Jalur Kabel

Garis lurus pada blueprint merupakan kabel. Terlihat jelas di sana jalur, panjang, serta kelompok-kelompok kabel tersebut. Untuk keterangan angka, huruf, maupun simbol pada gambar dapat dilihat dalam lembaran lain yang disebut dengan lembaran proses.

 

 

alt

Gambar 2. Lembaran Proses

Setelah melihat blueprint, dilanjutkan pada proses pemotongan, marking, dan pengelompokkan kabel sesuai dengan blueprint. Setiap bagian sistem pada pesawat memiliki kode yang berbeda.

no.

Wire

elmt_1

term_1

elmt_2

term_2

1

CE103B22

ZC4792-21H

F

ZD101e

B/17

 

Tabel di atas merupakan tabel untuk mengelompokkan kabel-kabel sesuai dengan sistemnya. Kabel CE103B22 dibaca sebagai:

  1. Dua huruf pertama adalah kode dari sistem. Kode CE berarti kode untuk flap systems. Kode-kode lain contohnya adalah: HF untuk air conditioning systems, dan DD untuk Hydraulic Press Indicator.
  2. Dua angka terakhir adalah ukuran kabel.
  3. Angka yang berada pada setelah kode sistem adalah nomor kabel, dan huruf setelahnya merupakan kelompok kabel.

Jadi, pembacaan CE103B22 adalah kabel dari flap systems nomor 103 kelompok B dengan kabel berukuran 22. Untuk kolom selain wire digunakan pada proses continuity test.

Untuk kode CE103B22 maka diperlukan kabel berukuran 22. Kabel tersebut dipotong sesuai dengan panjang yang tertera pada blueprint. Setelah kabel dipotong, kabel di-marking dengan alat khusus pe-marking kabel.

alt
alt

Gambar 3. Kepingan Alfabet & Angka

Sebelum kode dicetak pada kabel, maka alphabet dan angka kode kabel harus disusun pada lempengan cetakan terlebih dahulu.

Lempengan tersebut disimpan di bawah alat pencetak seperti dibawah ini:

alt

Gambar 4. Alat Pencetak Kabel

Sistem alat tersebut menggunakan uap panas. Sebelum digunakan, alat tersebut harus dipanaskan hingga suhu sekitar 30 derajat celcius.

alt

Gambar 5. Kabel yang sudah dimarking

Setelah dipotong dan diberi kode, kabel pun dikelompokkan sesuai dengan kelompok yang berada pada tabel. Setelah dikelompokkan, kabel disusun pada papan yang telah digambari jalur-jalur kabel sesuai dengan blueprint.

alt

Gambar 6. Papan Pemetaan Kabel

 

no.

Wire

elmt_1

term_1

elmt_2

term_2

1

CE103B22

ZC4792-21H

F

ZD101e

B/17

 

Kode pada elmt_1 dan elmt_2 merupakan kode kelompok yang berada di setiap masing-masing ujung kabel. Jadi salah satu ujung kabel CE103B22 termasuk pada kelompok ZC4792-21H dan ujung lainnya termasuk pada kelompok ZD1010e. Penulis tidak dapat mengemukakan kode ZC dan ZD karena keterbatasan data yang penulis peroleh dari PT. DI.

alt

Gambar 7. Kabel yang telah dikelompokkan

Setelah dikelompokkan, kabel-kabel tersebut dipasangi konektor di setiap ujungnya. Melihat kembali tabel yang ada di atas, kode pada kolom term_1 dan term_2 merupakan kode konektor. Kode konektor pada term_1 terdapat pada lubang konektor kelompok elmt_1 dan kode konektor pada term_2 terdapat pada lubang konektor kelompok elmt_2.

Jadi, salah satu ujung kabel CE103B22 yang termasuk pada kelompok ZC4792-21H masuk pada lubang konektor F, sedangkan ujung yang lain pada kelompok ZD101e masuk pada lubang konektor B/17. Lubang konektor B/17 berarti dimasukkan pada lubang B jika konektornya lingkaran, atau dimasukkan pada lubang ke-17 jika konektor yang digunakan adalah konektor DB.

Perbedaan konektor lingkaran dengan konektor DB adalah setiap lubang pada konektor lingkaran ditandai dengan alphabet. Huruf yang digunakan adalah huruf capital, namun jika jumlah lubang konektor lebih banyak dari jumlah alphabet tersebut maka dilanjutkan dengan menandainya dengan huruf kecil.

altalt

Gambar 8. Konektor Lingkaran & Konektor DB.

Tes sambungan arus pada kabel (atau biasa disebut dengan continuity test/uji kontinuitas) dapat dilakukan cara otomatis atau manual. Jika dicek secara otomatis, maka pengecekan dilakukan dengan menggunakan alat DIT-MCO, sedangkan cara manual dengan menggunakan multimeter. Namun ketika saya sedang kerja praktek di PT. DI, alat DIT-MCO tersebut sedang dalam pemeliharaan sehingga proses continuity test dilakukan dengan cara manual.

Untuk pengecekan sambungan arus secara manual misalnya pada kelompok kabel CE103B22 , masukkan pin multimeter yang satu pada lubang konektor F kelompok ZC4792-21H dan memasukkan pin multimeter yang satunya pada lubang konektor B/17 pada lubang konektor kelompok ZD101e. Jika arus mengalir dari ujung konektor satu ke ujung yang lainnya, maka kabel tersebut terhubung satu sama lain. Namun jika tidak harus diperiksa kembali di mana jalur kabel tersebut seharusnya berada.

Setelah dipastikan ujung kabel yang satu dengan yang lainnya tidak ada yang bocor, maka kabel pun dipasang di pesawat sesuai dengan jalur yang tertera pada blueprint. Continuity test dilakukan kembali ketika kabel telah terpasang di pesawat sesuai blueprint.

Jadi, dalam proses pengkabelan sistem pesawat terbang ini dibutuhkan ketelitian yang cukup tinggi agar kabel-kabel tersebut berada sesuai dengan jalur dan fungsi-nya. Karena pada dasarnya kabel-kabel inilah yang mengintegrasikan satu sistem dengan sistem yang lainnya.